Islam Itu Indah: Jangan Biarkan Hati Kita Mati oleh Hasut dan Fitnah

5 hours ago 3

Oleh: Ruslan Raya – Mata Sosial

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin gaduh, Islam hadir bukan sebagai beban, melainkan sebagai pelita. Ia bukan sekadar agama, tetapi jalan hidup yang penuh kasih, kedamaian, dan keindahan. Islam bukan hanya tentang hukum dan ritual, tetapi tentang bagaimana kita memelihara hati, menyapa sesama, dan menjaga akal agar tetap waras di tengah badai hasutan dan fitnah.

Islam: Rahmat bagi Semua

Islam adalah rahmatan lil alamin—rahmat bagi seluruh alam. Ia mengajarkan kita untuk menyapa dunia dengan senyum, bukan dengan caci. Untuk merangkul perbedaan, bukan menyalakan api kebencian. Dalam setiap ayat dan sabda Nabi, tersimpan pesan damai yang menentramkan jiwa dan menghidupkan nurani.

“Sesungguhnya Allah adalah sumber kedamaian, dan kepada-Nya lah semua kedamaian kembali.” (Doa setelah shalat, diriwayatkan dalam berbagai kitab dzikir)

Jangan Biarkan Hati Kita Sempit

Namun, betapa sering kita biarkan hati kita digerogoti oleh prasangka. Kita biarkan fitnah tumbuh subur, hasutan menyusup ke dalam ruang batin, hingga akal sehat kita mati pelan-pelan. Kita menjadi mudah marah, mudah tersinggung, dan lupa bahwa Islam mengajarkan sabar, tabayyun, dan husnudzan.

Hati yang sempit tidak mampu melihat keindahan. Ia hanya melihat ancaman, bukan peluang. Ia hanya mendengar kebisingan, bukan hikmah. Maka, tugas kita sebagai umat adalah menjaga hati tetap lapang, agar cahaya Islam bisa masuk dan menetap.

Menjaga Akal Sehat di Tengah Fitnah

Akal sehat adalah anugerah. Tapi ia bisa mati jika kita biarkan kebohongan menjadi makanan harian. Jika kita lebih percaya pada bisikan provokator daripada suara nurani. Islam mengajarkan kita untuk berpikir jernih, bertanya sebelum menuduh, dan mencari kebenaran dengan adab.

“Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)

Islam Itu Indah, Jika Kita Mau Membuka Mata

Keindahan Islam bukan hanya terlihat di masjid, tapi juga di pasar, di rumah, di jalanan. Ia hidup dalam senyum ibu, dalam sabar ayah, dalam doa anak-anak. Ia tumbuh dalam gotong royong, dalam saling menolong, dalam memaafkan.

Maka, mari kita jaga Islam tetap indah. Jangan biarkan ia dikotori oleh kebencian. Jangan biarkan ia disempitkan oleh kepentingan. Mari kita rawat Islam dengan cinta, dengan ilmu, dan dengan akhlak.

Ruslan Raya Mata Sosial

Cikakak, Jum’at 05 September 2025.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |