Julukoma dalam Doa: Iman, Cinta Tanah Air, dan Pelukan Persaudaraan di Tengah Pegunungan Papua

5 hours ago 3

PAPUA - Di balik keheningan alam pegunungan Papua yang membentang megah, suasana hangat dan penuh haru terukir indah di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Senin (23 Juni 2025). Dalam kesederhanaan yang sarat makna, prajurit TNI dari Satgas Yonif 732/Banau menyatu dalam ibadah Hari Minggu bersama warga, bukan sebagai aparat berseragam, tetapi sebagai saudara sebangsa yang berlutut bersama dalam kekhidmatan dan cinta.

Beribadah beralaskan tanah dan kayu, mereka duduk bersila tanpa sekat, tanpa pembeda. Suara pujian dan doa membelah sunyi hutan, menggema dalam jiwa setiap yang hadir. Inilah potret kemanusiaan yang murni, ketika iman menyatukan hati dan kehadiran aparat negara menjadi sumber penguatan batin, bukan ketakutan.

Danpos Julukoma, Letda Inf Dismas, mengungkapkan betapa pentingnya momen seperti ini dalam membangun kedekatan.

“Kami datang bukan hanya untuk menjaga, tapi juga untuk mendengar, belajar, dan merasakan kehidupan masyarakat. Ibadah ini adalah ruang bagi kami untuk menyatu secara lahir dan batin, ” ujar Letda Dismas dengan penuh ketulusan.

Meski fasilitas ibadah seadanya, suasana justru menjadi lebih sakral. Kehangatan iman dan solidaritas menembus batas sosial, budaya, bahkan geografis. Ini bukan sekadar ibadah, melainkan simbol persaudaraan dalam wujud paling nyata.

Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap momen kebersamaan ini.

“Kekuatan sejati TNI bukan terletak pada senjata, tapi pada kemampuannya menyentuh hati rakyat. Di Papua, tugas kami bukan hanya mengamankan wilayah, tapi membangun cinta dan kepercayaan, menjadi bagian dari keluarga besar Tanah Papua, ” ujar Mayjen Lucky dengan penuh makna.

Momen kebersamaan di Julukoma ini adalah simfoni harmoni antara iman, kemanusiaan, dan cinta Tanah Air. Sebuah cerita kecil dari pedalaman, namun dengan gema besar bagi semangat kebangsaan. TNI bukan hanya hadir untuk bertugas, tetapi juga untuk menjadi pelindung dan pelayan yang penuh kasih.

Dari Julukoma, kita belajar bahwa doa bisa menjadi jembatan yang lebih kuat dari tembok apa pun. Bahwa kedamaian dibangun dari hati yang bersatu dan TNI hadir, bukan di atas rakyat, tapi bersama mereka.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |