Kader PPP: 'ABM' atau 'Asal Bukan Mardiono'

4 days ago 9

OPINI - Muktamar PPP tinggal menghitung hari. Dijadualkan tanggal 27 September 2027. Rencana digelar di Taman Jaya Ancol Jakarta.

PPP sedang belanja calon ketua umum. Semula nama Dudung Abdurrahman muncul. Tak lama kemudian, nama eks KSAD ini menghilang.

Setelah Dudung menghilang, muncul nama Amran Sulaiman, Menteri Pertanian. Juga hanya sebentar. Nama Amran kemudian ikut menghilang.

Nama Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga sempat jadi perbincangan. Info yang beredar, Anies tidak bersedia setelah beberap kali ditawari untuk maju di Muktamar PPP. Nampaknya, Anies masih konsisten dengan pilihannya untuk berada di luar partai.

Belakangan, muncul nama Gus Idror, putra K.H. Maemorn Zubair. Namun, nama Gus Idror juga mulai sayup-sayup tak terdengar lagi.

Pertanyaannya: kenapa muncul nama-nama calon ketum yang didominasi oleh para tokoh luar kader PPP? Setelah dilacak, ternyata alasanya hanya satu: para kader PPP tidak menginginkan plt ketum PPP yaitu Mardiono maju dan memimpin kembali PPP. Mardiono dianggap telah gagal memimpin partai yang lahir di era Soeharto ini.

Sejak berdiri 5 Januari tahun 1973, PPP tidak pernah gagal dalam pemilu. Partai hasil fusi dari empat partai Islam yaitu NU, PERTI, PSII dan PARMUSI ini selalu berhasil mendudukkan para kadernya di DPR. PPP selalu punya wakilnya di Senayan. Tapi, sejak partai berlambang Ka'bah ini dipimpin Mardiono, PPP gagal masuk ke Senayan. PPP terlempar dan terdampar. Tak ada lagi wakil PPP di Senayan. Dan ini baru yang pertama kali terjadi pada sejarah panjang PPP. Sebuah tragedi yang sangat serius. Bokeh dibilang ini adalah kecelakaan sejarah. Dipimpin Mardiono, PPP gagal.

Para kader yang telah berjuang keras dengan semua pengalaman dan kekuatan logistiknya untuk mendapatkan kursi di DPR, gagal. Meski diantara mereka adalah incumbent dan telah berhasil mengumpulkan suara yang jumlahnya cukup untuk menjadi anggota DPR. Karena PPP gagal mencapai perolehan suara minimal Parliamentary Threshold 4 persen, maka hasil perjuangan dan suara para kader itu terbuang sia-sia. Suara PPP lari ke 5 kursi PDIP, dua kursi Nasdem, dan sisanya dibagi satu-satu partai lainnya. Ironis !

Itulah faktanya. Maka, jika PPP tetap dipimpin Mardiono, tak ada lagi trust dari para kader, terutama caleg-caleg yang akhirnya gagal masuk Senayan itu. Besar kemungkinan, mereka akan pindah dan jadi caleg dari partai lain. Trauma !

Respon publik pun akan negatif jika Mardiono tetap bertahan memimpin PPP. Inilah mengapa para kader PPP ramai-ramai menolak Mardiono. Alasanya? Karena tak ingin PPP gagal lagi.

Sekarang, PPP tak ubahnya seperti PSI, PBB, partai Umat, partai Gelora, partai Perindo, partai Hanura, dan partai-partai yang gagal dan tidak lolos ke Senayan. 

Kegagalan PPP ke Senayan ini dinilai fatal. Sebab, belum ada sejarah partai yang terlempar dari Senayan itu bisa kembali. Lihat nasib PBB dan Hanura. 

PPP butuh wajah baru dan energi baru. Dari sinilah muncul banyak nama yang beredar sebagai calon ketum PPP seperti Dudung Abdurrahman, Amran Sulaiman, Anies Baswedan, dll.

Jika PPP dipimpin oleh wajah lama, ada keyakinan massal dari kader PPP, atau bahkan dari publik secara umum, bahwa PPP tidak akan bisa lolos lagi ke Senayan. PPP gak akan mampu recovery. Setidaknya, inilah keyakinan yang menyebar hari ini. Ini cara berpikir yang sangat sangat logis !

Justru, jika Mardiono hari ini menyatakan "mundur" dari plt ketum PPP, ini bisa jadi angin segar bagi publik untuk melirik kembali PPP. Sebaliknya, "tidak mundurnya Mardiono" atas kegagalan PPP akan menambah keyakinan publik bahwa " PPP itu memang nothing". PPP dianggap "gak ada lagi". "PPP itu hanya masa lalu". Seperti Masyumi, Parmusi, PSII, dan PERTI. Seiring berjalannya waktu PPP akan terlupakan dan terkubur oleh sejarah 

Infonya: Mardiono akan ngotot maju lagi. Seiring info ini, penolakan para kader di daerah kepada Mardiono semakin masif. 

Jelang Muktamar, isu yang muncul adalah :"Asal Bukan Mardiono". Nama Mardiono dianggap identik dengan kegagalan PPP. Mardiono dianggap "icon" kegagalan PPP. Mardiona dianggap penyebab utama PPP terusir dari Senayan. Tidak ada ketum PPP yang gagal kecuali Mardiono. Inilah alasan kenapa muncul istilah "ABM" atau "Asal Bukan Mardiono".

Dengan isu "ABM" dan penolakan yang masif ini, apakah Mardiono akan tetap maju ke Muktamar? 

Jakarta, 13 September 2025

Tony Rosyid*
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Read Entire Article
Karya | Politics | | |