Kecoa Cyborg UNDIP: Inovasi Penyelamat dari Celah Tersembunyi

3 hours ago 1

SEMARANG - Bayangkan sebuah kecoak, makhluk yang seringkali membuat kita bergidik, justru menjelma menjadi pahlawan penyelamat. Inilah kenyataan futuristik yang diwujudkan oleh Mochammad Ariyanto, S.T., M.T., Ph.D., seorang dosen visioner dari Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP). Ia berhasil mengembangkan cyborg insect, sebuah terobosan luar biasa yang menggabungkan kekuatan alamiah serangga dengan kecanggihan robotika.

Inovasi ini membuka cakrawala baru dalam misi kemanusiaan, terutama dalam skenario penyelamatan di medan yang paling ekstrem sekalipun. "Gagasan ini bermula pada akhir 2020 saat saya menempuh studi doktoral dan mendapat tantangan riset dari Prof. Keisuke Morishima di Osaka University, " ungkap Ariyanto, Ph.D. dalam sebuah wawancara eksklusif di UNDIP Podcast. Pengalamannya merenungkan kesulitan evakuasi pasca-bencana besar seperti gempa dan tsunami Fukushima, serta bencana di kota-kota padat, mematikannya untuk mencari solusi tak konvensional.

Pilihan jatuh pada kecoak Madagaskar, serangga berukuran sekitar enam sentimeter yang memiliki kemampuan adaptasi luar biasa. "Kecoak ini lincah, mampu memanjat dinding, menyusup ke celah sempit, dan bahkan bertahan di lingkungan minim oksigen. Kemampuan ini menjadikannya aset berharga, terutama di area berbahaya seperti zona radioaktif, " jelas Ariyanto, Ph.D. Ia menambahkan bahwa pendekatan ini memanfaatkan keunggulan alami serangga sambil memastikan kelangsungan hidupnya tetap terjaga.

Teknologi canggih ini memungkinkan operator manusia mengendalikan gerakan serangga melalui wireless simulator backpack robotik mini berukuran 2 x 3 sentimeter. Kecoak ini bertransformasi menjadi robot pengintai yang dapat dikendalikan secara nirkabel tanpa mengganggu gerakan alaminya. "Kalau kita memaksa membuat robot sepenuhnya mekatronik dengan ukuran sangat kecil, tantangannya jauh lebih kompleks, " terangnya.

Keberhasilan riset kolaboratif bersama Prof. Morishima dan peneliti di Osaka University, serta dukungan dari program Moonshot Research and Development (R&D) Japan Science and Technology Agency (JST), menjadi kunci terwujudnya inovasi ini. Melalui sinergi industri, tim peneliti berhasil menciptakan wireless backpack berteknologi tinggi dengan algoritma khusus untuk mengarahkan gerakan serangga secara presisi.

Lebih dari sekadar bergerak, cyborg insect ini dilengkapi sensor pintar yang terintegrasi dengan micro control. Kemampuannya mencakup merekam video, mendeteksi panas tubuh, hingga mengenali wajah manusia. Seluruh data dikirim secara real-time ke pusat kendali, mempercepat dan meningkatkan akurasi tim SAR dalam menemukan korban.

Pengoperasiannya pun fleksibel, dapat dikendalikan secara manual oleh operator melalui sinyal nirkabel, atau melalui sistem navigasi otomatis yang memanfaatkan algoritma khusus untuk menghindari hambatan. Ariyanto, Ph.D. bahkan sedang mengembangkan integrasi berbasis deep learning untuk memungkinkan serangga ini merespons perintah suara.

Meskipun awalnya ditujukan untuk kebutuhan di Jepang, Ariyanto, Ph.D. melihat potensi besar penerapan di Indonesia. "Indonesia yang rawan gempa bumi, tanah longsor, dan banjir sangat membutuhkan inovasi serupa. Saya yakin teknologi ini dapat membantu misi penyelamatan di tanah air, terutama di wilayah perkotaan padat penduduk, " katanya penuh keyakinan.

Perjalanan akademis Ariyanto, Ph.D. dimulai di UNDIP, berlanjut ke jenjang magister di kampus yang sama, dan puncaknya di Osaka University. Pengalaman risetnya di Jepang bahkan membuatnya dipercaya menjadi visiting professor dan penguji doktoral.

Kepulangannya ke Indonesia dilandasi keinginan kuat untuk mengabdi pada negeri dan mewujudkan mimpi orang tuanya. Ia kini aktif mengajar dan membimbing mahasiswa di Fakultas Teknik UNDIP untuk meneruskan riset-riset inovatif. Kolaborasi lintas negara terus terjalin melalui MoU antara UNDIP dan Osaka University, menunjukkan kemampuan perguruan tinggi Indonesia di kancah global.

Bagi Ariyanto, Ph.D., teknologi adalah perwujudan kepedulian sosial. Ia menekankan pentingnya menanamkan etika dalam setiap inovasi agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. "Indonesia harus berani percaya diri dalam membangun teknologi sendiri. Jika kita terus bergantung pada negara lain, kita hanya akan menjadi importir. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan memajukan bangsa ini?" serunya optimistis.

Sosok Ariyanto, Ph.D. membuktikan bahwa semangat berkarya dan kontribusi global dapat berakar kuat dari kampus lokal. Ia bukan sekadar ilmuwan, melainkan penggerak masa depan teknologi kemanusiaan.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |