Kemdiktisaintek Pacu Riset Strategis Perguruan Tinggi

2 hours ago 3

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengambil langkah signifikan untuk mendongkrak kualitas riset di perguruan tinggi Indonesia. Melalui inisiatif terbarunya, Program Riset Strategis Membangun Ekosistem Perguruan Tinggi (Program Riset Strategis), kementerian ini bertekad memupuk fondasi riset yang kokoh di tanah air.

Program ambisius ini dirancang dengan tiga pilar utama yang saling menguatkan: Skema Peneliti Unggul, Skema Riset Berdampak, dan Skema Hilirisasi Riset Strategis. Seluruh pendanaan untuk program vital ini berasal dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), sebuah jaminan kemapanan finansial untuk mewujudkan visi besar ini.

"Kami menamai program ini 'strategis' karena fokusnya adalah pada bidang-bidang yang krusial bagi kemajuan bangsa. Tujuannya jelas: mencari solusi untuk permasalahan nasional yang mendesak, mulai dari mewujudkan swasembada energi dan pangan, mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, hingga penanganan sampah yang efektif, " ungkap Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, dalam acara peluncuran Program Riset Strategis di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Lebih lanjut, Fauzan Adziman menjelaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan menciptakan universitas riset yang unggul, namun juga mendorong lahirnya universitas kewirausahaan di sektor hilir. Ini adalah visi untuk menciptakan ekosistem universitas 4.0, sebuah model universitas modern yang mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama di era pesatnya perkembangan teknologi digital.

"Kami tidak sekadar mengembangkan program, namun juga secara aktif memantau bagaimana riset dilakukan dan sejauh mana dampaknya dirasakan oleh masyarakat. Ini adalah komitmen kami untuk memastikan riset benar-benar bermanfaat, " tegas Fauzan Adziman.

Program Riset Strategis ini secara khusus dirancang untuk mendukung delapan area riset industri strategis yang sejalan dengan Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto. Kedelapan area tersebut meliputi pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk kecerdasan buatan dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

Untuk memuluskan jalannya proyek riset ini, Kemdiktisaintek berkomitmen membangun ekosistem yang terintegrasi. Tujuannya adalah agar para akademisi dapat berkolaborasi secara lebih efektif dalam menemukan solusi berbasis riset untuk berbagai tantangan yang dihadapi bangsa.

Target waktu yang ditetapkan sangat jelas: proses seleksi riset diharapkan rampung pada Desember mendatang. Dengan demikian, pencairan dana riset dapat segera dilakukan pada Februari 2026, memungkinkan para peneliti untuk segera menggenjot karya-karya inovatif mereka. Fauzan Adziman juga menekankan pentingnya kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk kesuksesan program ini, demi kemajuan dunia riset dan pengembangan di Indonesia.

Bersamaan dengan program ini, Kemdiktisaintek juga meluncurkan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026 yang akan didanai langsung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (PERS

Read Entire Article
Karya | Politics | | |