DONGGALA - Pemerintah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menggandeng Balai Besar Pengujian, Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) untuk menggenjot hilirisasi tuna lokal. Langkah ini bertujuan mentransformasi Donggala, yang dikenal sebagai produsen tuna terbesar di Indonesia, menjadi pusat industri pengolahan tuna yang mandiri.
Kepala BBP3KP, Rahmadi Sunoko, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan fondasi penting untuk menyusun program jangka pendek dan menengah yang akan memperkuat industri pengolahan hasil laut di Donggala. Ia melihat potensi besar Donggala sebagai pemasok utama tuna.
"Jadi Donggala ini ke depan kita dorong menjadi pusat industri pengolahan tuna yang mandiri, " ujar Rahmadi Sunoko saat ditemui awak media di Banawa, Minggu (12/10/2025).
Menurut Rahmadi, keterlibatan seluruh elemen, mulai dari pemerintah daerah hingga pusat, sangat krusial dalam memberikan perhatian besar pada pengembangan sektor perikanan Donggala. Ia menambahkan, "Tentunya kerja sama ini merupakan langkah awal dalam penyusunan program jangka pendek dan menengah guna mendukung industri pengolahan hasil laut di Donggala."
Penguatan sektor hilirisasi tuna diharapkan tidak hanya mendongkrak ekonomi masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas pangan di daerah tersebut. "Pada intinya pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mendukung apa yang dilakukan pemerintah daerah untuk hilirisasi perikanan ini, " tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengolahan yang baik untuk menjaga pasokan ikan, mencegah ikan menjadi pemicu inflasi daerah di masa mendatang. Lebih lanjut, Rahmadi menjelaskan potensi Donggala dalam membangun konektivitas untuk ekspor tuna segar.
"Konektivitas ini kalau terbangun dengan baik maka tuna segar dari Donggala bisa dikirim langsung ke Jepang, sehingga kami segera berkoordinasi dengan Angkasa Pura, Imigrasi, dan lembaga lain agar ini bisa terwujud, " katanya.
Posisi strategis Donggala yang dekat dengan Ibu Kota Negara (IKN) juga menjadi pertimbangan penting. "Harapannya di masa mendatang Kabupaten Donggala dapat menjadi lumbung ikan yang bisa mendukung pasokan pangan laut untuk IKN dan wilayah sekitarnya, " ungkapnya.
Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, memaparkan bahwa potensi ikan tangkap di wilayahnya mencapai 193.200 ton per tahun, dengan nilai produksi diperkirakan mencapai Rp5, 4 triliun. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus berupaya menstabilkan harga jual ikan.
"Kabupaten Donggala memiliki kekayaan sumber daya ikan yang melimpah. Pemerintah terus berupaya agar potensi ini memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, terutama nelayan lokal, ” tuturnya. (PERS)