LRT Jabodebek Diperluas ke Bogor: Rencana, Dukungan Dana, dan Proyeksi

3 weeks ago 14

TRANSPORTASI - Impian warga Bogor untuk menikmati transportasi massal yang terintegrasi semakin dekat. Pemerintah berencana memperluas jangkauan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, khususnya dari rute Dukuh Atas-Harjamukti hingga menyentuh jantung Kota Bogor, Jawa Barat. Langkah ambisius ini merupakan bagian dari upaya akselerasi pembangunan LRT Jabodebek yang diharapkan mampu memperkuat konektivitas antar kawasan penyangga ibu kota dan meredakan kepadatan lalu lintas darat yang semakin mengkhawatirkan.

Proyek prestisius ini ditargetkan mulai memasuki tahap pembangunan pada tahun depan. Rencana besar ini tertuang dalam Buku Nota Keuangan II Tahun Anggaran 2026, yang menguraikan dukungan finansial pemerintah melalui pemberian jaminan pinjaman senilai Rp 23, 42 triliun. Dana ini dialokasikan untuk mempercepat penyelenggaraan Kereta Api Ringan Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, sebuah mandat penting untuk mendorong mobilitas masyarakat.

Pemerintah telah menerbitkan satu surat Jaminan Pemerintah atas fasilitas pinjaman senilai Rp 23, 42 triliun sebagai amanat percepatan penyelenggaraan LRT Jabodebek.

Kendati demikian, setiap proyek berskala besar tentu menyimpan potensi risiko fiskal. Pemerintah perlu mengantisipasi skenario terburuk jika PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya kepada sindikasi kreditur secara tepat waktu, yang berujung pada risiko default. Namun, berdasarkan catatan dalam buku tersebut, kondisi keuangan KAI saat ini dinilai masih terkendali.

Sejak memulai operasional pada Agustus 2023 hingga Semester I tahun 2025, PT KAI telah berhasil memenuhi seluruh kewajiban keuangannya kepada sindikasi kreditur.

Menariknya, tingkat risiko gagal bayar (default) KAI pada tahun 2025 diprediksi masuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini didukung oleh adanya fasilitas mitigasi risiko berupa bridging loan dari KAI. Fasilitas ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pendapatan riil proyek LRT Jabodebek dengan subsidi yang diberikan pemerintah, memastikan kewajiban keuangan perusahaan tetap terpenuhi.

Tingkat probabilitas risiko default PT KAI (Persero) pada 2025 masuk dalam kategori sangat rendah, mengingat telah tersedianya fasilitas mitigasi risiko dalam bentuk bridging loan PT KAI (Persero) yang bertujuan untuk memenuhi gap/mismatch antara pendapatan proyek LRT Jabodebek dengan subsidi Pemerintah untuk memenuhi kewajiban keuangan PT KAI (Persero).

Dalam periode Semester I 2025 saja, LRT Jabodebek telah menunjukkan geliatnya dengan melayani 13.040.403 penumpang, rata-rata 61.511 penumpang per hari. Angka ini menghasilkan pendapatan sebesar Rp 159, 5 miliar, sebuah sinyal positif bagi kelangsungan dan pengembangan proyek ini di masa depan. (Transportasi)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |