Mohammad Hatta: Arsitek Kemerdekaan dan Sang Ekonom Bangsa

1 hour ago 1

PROFIL - Di antara gemuruh perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, nama Mohammad Hatta kerap disebut sebagai salah satu pilar utama. Lahir di tanah Minang, Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 12 Agustus 1902, Bung Hatta—sapaan akrabnya—telah mengabdikan hidupnya untuk Indonesia, tidak hanya sebagai pemimpin politik yang visioner, tetapi juga sebagai seorang ekonom brilian yang meletakkan fondasi ekonomi negara.

Perjalanan intelektualnya membawanya menimba ilmu hingga ke Belanda, menempuh pendidikan di Leiden University. Pengalaman dan pemahamannya yang mendalam tentang berbagai sistem ekonomi dunia, kelak menjadi bekal berharga dalam membangun Indonesia pasca-proklamasi.

Peran Mohammad Hatta dalam sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan dari momen krusial proklamasi kemerdekaan. Bersama Soekarno, ia menjadi salah satu arsitek utama di balik teks proklamasi yang menggema di seluruh nusantara. Kontribusinya sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia dan Perdana Menteri di masa-masa awal pemerintahan, membuktikan kapasitasnya dalam memimpin negara yang baru saja merdeka.

Namun, Hatta bukan hanya politikus ulung. Kecintaannya pada ilmu ekonomi terbukti dari gelar doktor yang disandangnya di bidang tersebut. Pengalamannya sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia menjadi bukti nyata bagaimana ia menerjemahkan teori ekonomi ke dalam kebijakan nyata yang bermanfaat bagi rakyat.

Karya-karyanya, seperti buku “Komprehensif Ekonomi Indonesia”, menjadi rujukan penting yang menunjukkan kedalaman analisisnya terhadap kondisi ekonomi bangsa. Ia tak pernah berhenti berpikir dan berkontribusi, merumuskan berbagai kebijakan ekonomi dan sosial yang strategis.

Lebih dari sekadar pemimpin politik dan ekonom, Hatta adalah seorang negarawan sejati. Ia berperan aktif dalam membentuk citra Indonesia di kancah internasional, termasuk keanggotaannya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kepiawaian diplomasi Hatta juga menjadi kunci dalam menyelesaikan perselisihan panjang dengan Belanda pasca-kemerdekaan.

Meskipun telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai wakil presiden dan perdana menteri pada tahun 1956, semangat pengabdian Hatta untuk bangsa tidak pernah padam. Ia terus aktif dalam berbagai kegiatan politik dan sosial hingga akhir hayatnya. Mohammad Hatta berpulang ke Rahmatullah pada 14 Maret 1980 di Jakarta, meninggalkan warisan pemikiran dan jasa yang tak ternilai harganya bagi Indonesia. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |