JAKARTA - Aula Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri sore itu penuh semangat. Satu per satu kepala daerah naik ke panggung, berbagi cara baru melayani rakyat di tengah birokrasi yang kian kompleks.
Di antara nama-nama kota besar seperti Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wali Kota Palembang Ratu Dewa, hadir sosok dari kota mungil di jantung Sumatera Barat: Hendri Arnis, Wali Kota Padang Panjang.
“Tahun ini kami meluncurkan 252 inovasi, dan 251 di antaranya sudah kami kirim untuk dinilai. Setiap bidang wajib memiliki minimal satu inovasi, ” ujar Hendri.
Pernyataan itu mencerminkan semangat Padang Panjang untuk terus bergerak. Hasilnya, kota kecil ini berhasil menembus 10 besar kota paling inovatif di Indonesia dalam ajang "Innovative Government Award (IGA) 2025", sekaligus menjadi satu-satunya wakil Sumatera Barat (kategori Kota) di ajang nasional tersebut.
𝑫𝒂𝒓𝒊 𝑷𝒆𝒕𝒂 𝑲𝒆𝒓𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆 𝑳𝒂𝒚𝒂𝒓 𝑫𝒊𝒈𝒊𝒕𝒂𝒍
Salah satu terobosan andalan Padang Panjang adalah Sistem Informasi Tata Ruang (SIMTARU), aplikasi berbasis 'Web GIS' dari Dinas PUPR. Lewat (https://simtaru.padangpanjang.go.id), warga bisa mengakses peta tematik, batas wilayah, serta rencana tata ruang lengkap dengan dasar hukumnya.
“Dengan SIMTARU, aktivitas tata ruang bisa dipantau secara digital. Proses investasi menjadi lebih cepat, efisien, dan transparan, ” ujar Hendri.
Sebelum sistem ini hadir, proses verifikasi lahan kerap berbelit dan minim informasi publik. Kini, data terbuka bagi siapa pun—memberi kepastian hukum bagi investor dan akses setara bagi warga.
Pemerintah kini melatih perangkat kelurahan agar mampu memanfaatkan teknologi ini. “Digitalisasi bukan tujuan akhir, yang penting warga bisa menggunakan teknologi untuk memperjuangkan haknya, ” tegas Hendri.
𝑩𝑨𝑷𝑬𝑹𝑨𝑵: 𝑮𝒐𝒕𝒐𝒏𝒈 𝑹𝒐𝒚𝒐𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝑾𝒂𝒋𝒂𝒉 𝑩𝒂𝒓𝒖
Jika SIMTARU menampilkan wajah modern pemerintahan, inovasi berikutnya menggali nilai lama: 'gotong royong.' Melalui program Bakti Praja dan Pemadam di Kelurahan (BAPERAN), Satpol PP dan Damkar berkolaborasi dengan warga melakukan kegiatan sosial seperti membersihkan sekolah, memperbaiki sarana umum, dan menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.
“BAPERAN memperkuat rasa kebersamaan antarwarga, ” ujar Hendri. Di kota yang juga dikenal dengan julukan Kota 'Serambi Mekkah', program ini menghidupkan kembali tradisi kebersamaan dalam konteks kekinian.
𝑱𝒆𝒋𝒂𝒌 𝑲𝒐𝒕𝒂 𝑲𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒅𝒊 𝑷𝒆𝒕𝒂 𝑵𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍
IGA adalah ajang tahunan Kemendagri yang mengukur kemampuan daerah berinovasi. Tahun ini, 531 daerah berpartisipasi dengan lebih dari 36 ribu inovasi. Fokus penilaian 2025 adalah peningkatan PAD dan pengendalian inflasi.
Padang Panjang tampil menonjol berkat dua hal: efisiensi digital dan kekuatan sosial warga. Inovasi yang mereka hadirkan menjadi bukti bahwa; kemajuan tidak selalu ditentukan ukuran kota, tapi oleh keberanian mencoba.
𝑴𝒆𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏 𝑪𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑲𝒐𝒕𝒂 𝑲𝒆𝒄𝒊𝒍
Dua inovasi utama Padang Panjang menggambarkan keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan. SIMTARU membuka ruang transparansi, sementara BAPERAN menumbuhkan solidaritas sosial.
“Inovasi harus menjadi sistem, bukan proyek, ” tegas Hendri.
Untuk menjamin keberlanjutan, Pemko menyiapkan Peraturan Wali Kota tentang Manajemen Inovasi Daerah agar setiap terobosan dapat diteruskan oleh siapa pun pemimpinnya.
“Kami ingin inovasi tak berhenti di dokumen, tapi terasa di tengah-tengah masyarakat, ” tutup Hendri Arnis. (Indra Gusnady)















































