Papua Memanas: 9 Wilayah Ditetapkan Sebagai Zona Perang, Ribuan Warga Mengungsi Selamatkan Diri

1 week ago 14

PAPUA - Situasi di tanah Papua kembali bergolak. Ketegangan meningkat tajam setelah Organisasi Papua Merdeka (OPM) menetapkan sembilan wilayah strategis sebagai zona perang terbuka, memicu gelombang pengungsian besar-besaran dari masyarakat sipil yang terjebak dalam pusaran konflik. Selasa 8, April 2025.

Wilayah yang kini menjadi titik panas mencakup: Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Puncak Jaya, Intan Jaya, Maybrat, Dogiyai, Paniai, dan Deiyai. Langkah OPM ini bukan hanya memperluas cakupan konflik bersenjata, tetapi juga menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam di jantung Papua.

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ribuan warga terpaksa meninggalkan rumah, tanah, dan harta benda mereka demi menyelamatkan diri dari kekerasan yang semakin brutal. Penyerangan terhadap aparat keamanan, pembakaran rumah, sekolah, serta fasilitas publik lainnya kian intensif, membuat rasa aman masyarakat lenyap seketika.

“Kami lari tanpa membawa apa-apa. Rumah dibakar, suara tembakan ada di mana-mana. Anak-anak menangis, kami hanya ingin selamat, ” ujar salah satu pengungsi dari Pegunungan Bintang yang kini ditampung di lokasi darurat di Wamena.

Wilayah-wilayah terdampak sebagian besar berada di kawasan pegunungan dengan akses yang sangat terbatas. Distribusi bantuan pun menjadi sangat sulit, karena minimnya infrastruktur serta medan yang berat. Situasi ini semakin memperburuk kondisi pengungsi yang kini bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan.

Pemerintah daerah bersama TNI-Polri telah mengerahkan upaya untuk mengevakuasi warga dan menyediakan tempat penampungan sementara. Namun, dengan terus berlanjutnya serangan, ancaman terhadap keselamatan warga masih sangat tinggi.

Konflik ini tak hanya mengguncang stabilitas Papua, tetapi juga mengusik nurani kemanusiaan. Ribuan anak-anak, perempuan, dan lansia kini hidup dalam ketidakpastian berjuang untuk bertahan di tengah gejolak konflik yang tak kunjung reda.

Krisis ini menjadi seruan mendesak bagi semua pihak untuk segera mengambil langkah konkret, demi mencegah tragedi kemanusiaan yang lebih besar. (APK/Red1922).

Read Entire Article
Karya | Politics | | |