JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyapa hangat para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) VI yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Senin (29/9/2025). Momen ini menjadi sorotan, terutama ketika Prabowo secara terbuka menyampaikan perasaannya terkait dinamika politik yang telah dilalui, termasuk hubungannya dengan Anies Baswedan, rivalnya di Pemilihan Presiden 2024 yang lalu.
Dalam pidatonya, Prabowo tak sungkan berbagi pengalaman pribadinya tentang perjuangan politik yang penuh liku. Ia mengingat kembali perjalanan panjangnya dalam kontestasi pemilihan presiden, sebuah kisah yang menurutnya bisa menjadi pelajaran berharga tentang menerima kekalahan.
"Kita ingin menang tapi kita juga harus siap kalah. Kalau mau belajar kalah, belajar dari Prabowo Subianto. Lima kali pemilihan, empat kali kalah. PKS ikut-ikut lagi, " ujar Prabowo, yang disambut gelak tawa hadirin.
Suasana keakraban semakin terasa ketika Prabowo menyinggung peran PKS dalam Pilpres 2024. Dengan nada bercanda, ia mengungkapkan rasa terkejut sekaligus apresiasi atas dukungan yang diberikan, meski sempat ada momen berbeda pilihan.
"Dua kali dukung gue, dua kali kalah. Yang gue menang, lu nggak dukung lagi, ha-ha-ha... Tapi oke, yang lewat, lewat. Kita bersatu sekarang demi bangsa dan negara, " katanya, menegaskan pentingnya persatuan pasca-pemilu.
Lebih lanjut, Prabowo secara spesifik membahas rivalitasnya dengan Anies Baswedan. Ia dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada sedikitpun rasa dendam yang tersimpan di hatinya.
"Ya politik seperti itu, politik harus rame, nggak ada masalah. Aku terus terang aja loh, saya tuh nggak dendam sama Anies, nggak. Kalau dikasih nilai 11, itu gue nggak marah itu. Eh bener lho, sebenernya dia yang bantu aku menang, karena emak-emak kasihan gitu lho, iya kan, " jelasnya, mengundang senyum.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo memberikan apresiasi mendalam atas kontribusi PKS dalam mendukung pemerintahannya. Ia menceritakan momen ketika PKS memutuskan bergabung dalam koalisi pemerintahannya.
"Saudara-saudara, saya terkesan sama PKS waktu PKS gabung di koalisi kami setelah merantau sebentar, setelah gabung saya minta silakan ajukan kader yang terbaik untuk di kabinet, iya kan, " kata Prabowo.
Prabowo mengaku sangat terkesan ketika PKS mengajukan nama seorang profesor dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengisi posisi menteri. Keputusan ini, menurutnya, menunjukkan tanggung jawab besar PKS terhadap negara.
"Saya pikir pasti kader politik, entah tokoh-tokoh yang terkenal. Yang disampaikan profesor dari ITB. Boleh juga ini PKS, " ujarnya.
Ia menambahkan, "Jadi ternyata PKS ini juga punya suatu rasa tanggung jawab besar pada negara. Yang diajukan teknokrat, walaupun saya percaya di semua partai banyak juga yang teknokrat yang capable dan saya alhamdulillah terima, " pungkasnya, merujuk pada penunjukan Yassierli sebagai Menteri Ketenagakerjaan (Menaker). (PERS)