Satgas Yonif 700/WYC Bangun Kembali Jembatan Harapan di Puncak: TNI Hadir, Rakyat Papua Tersenyum

3 hours ago 3

PUNCAK - Di tengah panas terik Pegunungan Tengah Papua yang menyengat kulit, suasana berbeda terasa di Kampung Nipuralome, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak. Bukan suara burung cenderawasih atau desir angin lembah yang mendominasi hari itu, melainkan dentingan palu, derak kayu, dan teriakan semangat para prajurit TNI. Dengan pakaian loreng yang mulai dipenuhi debu dan peluh, mereka bahu-membahu memperbaiki sebuah jembatan yang selama ini menjadi nadi kehidupan masyarakat. Bu

Jembatan kayu sederhana itu bukan sekadar sarana penyeberangan. Ia adalah urat nadi penghubung antara harapan dan kenyataan. Selama berminggu-minggu, jembatan tersebut rusak parah akibat usia dan kondisi alam yang ekstrem, membuat warga setempat terisolasi. Mobilitas menjadi terhambat, anak-anak harus memutar jauh untuk ke sekolah, hasil kebun sulit dibawa ke pasar, dan kebutuhan pokok pun tersendat.

Menanggapi keluhan masyarakat yang disampaikan melalui kepala kampung, patgas Yonif 700/WYC Pos Bendungan segera turun tangan. Dipimpin langsung oleh **Komandan Pos, Letda Inf Risal, para prajurit bergerak cepat tanpa menunggu komando lanjutan. Dengan alat seadanya dan kekuatan tangan sendiri, mereka memulai karya bakti memperbaiki jembatan yang menjadi satu-satunya akses vital di wilayah itu.

“Ini bukan sekadar pekerjaan fisik, ” ujar Letda Inf Risal di sela-sela pengerjaan. “Setiap paku yang kami tancapkan adalah simbol kepedulian. Setiap papan yang kami pasang adalah jembatan harapan. Kami ingin warga merasakan bahwa TNI bukan hanya penjaga keamanan, tapi juga sahabat, mitra, dan bagian dari mereka.”

Proses perbaikan dilakukan secara gotong royong. Para prajurit dan warga turun bersama, saling bantu mengangkat kayu, menyusun balok, dan memperkuat pondasi. Tak jarang, tawa dan canda terdengar di sela kerja keras itu. Hubungan antara TNI dan masyarakat kian erat, melahirkan rasa percaya dan kebersamaan yang tulus.

Bagi warga Kampung Nipuralome, kehadiran TNI bukan hanya menyambung kembali jembatan kayu, tapi juga menyambung asa. “Kami sangat bersyukur. Sekarang anak-anak bisa lewat dengan aman, kami bisa ke kebun, dan hasil panen bisa dijual lagi, ” ujar Yulianus Tabuni salah satu tokoh masyarakat, dengan mata berkaca-kaca.

Kini, jembatan itu berdiri kokoh kembali. Tidak hanya menjadi penghubung dua sisi sungai, tapi juga penghubung dua hati: prajurit dan rakyat. Di setiap papan kayu yang baru terpasang, tertanam kisah pengabdian tanpa pamrih yang menjadi bukti bahwa TNI selalu hadir di garda terdepan, bukan hanya dalam menjaga kedaulatan, tetapi juga dalam membangun kehidupan.

Komandan Satgas Yonif 700/WYC, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, dalam keterangannya menegaskan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bentuk nyata dari pembinaan teritorial terbatas (Binter Terpadu). “Kami berkomitmen untuk selalu menjadi bagian dari solusi di tengah masyarakat. Karya bakti ini adalah salah satu cara kami menjawab kebutuhan warga, sekaligus memperkuat kemanunggalan TNI dan rakyat, ” ungkapnya.

Kehadiran TNI di tanah Papua bukan semata tugas operasi, melainkan juga bentuk kehadiran yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif**. Mereka datang membawa ketulusan, bekerja dengan hati, dan meninggalkan jejak yang dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat.

Kini, setiap langkah warga yang melintasi jembatan Nipuralome bukan lagi langkah penuh waspada, melainkan langkah penuh keyakinan. Keyakinan bahwa di ujung timur negeri ini, TNI dan rakyat adalah satu, bersama menjaga, membangun, dan menumbuhkan harapan.

-Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton

Read Entire Article
Karya | Politics | | |