Asmat, Papua - Setelah hampir dua pekan penuh bekerja siang dan malam, Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku akhirnya merampungkan rehabilitasi jembatan di Gereja Katolik Kuasi Paroki Santo Damian, Kampung Mumugu, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, Selasa (23/9/2025). Jembatan yang sebelumnya rusak dan membahayakan kini berdiri kokoh, memberikan harapan baru bagi umat dan masyarakat sekitar yang selama ini bergantung pada akses vital tersebut.
12 Hari Penuh Pengabdian
Pengerjaan proyek rehabilitasi ini memakan waktu 12 hari, melibatkan personel Satgas yang bertugas di Titik Kuat Batas Batu di bawah komando Wadan TK Batas Batu, Serka Vanden. Tahap akhir berupa pemasangan pagar pembatas menjadi simbol rampungnya seluruh pekerjaan yang meliputi perbaikan struktur jembatan, penggantian papan lapuk, serta pengecatan ulang.
Meski bekerja di tengah cuaca tak menentu, para prajurit tetap bahu-membahu bersama masyarakat setempat. Gotong royong menjadi ruh dari pembangunan kembali jembatan yang menjadi urat nadi mobilitas warga.
Jembatan yang Menyatukan Iman dan Kehidupan
Bagi masyarakat Mumugu, jembatan ini bukan sekadar sarana transportasi. Ia menjadi penghubung utama menuju Gereja Santo Damian, tempat warga menimba kekuatan rohani, sekaligus jalur penting untuk aktivitas sehari-hari.
“Jembatan ini merupakan akses penting bagi masyarakat untuk beribadah dan menjalankan kegiatan harian. Dengan selesainya rehabilitasi, kami berharap masyarakat dapat lebih mudah dan aman beraktivitas, ” ungkap Komandan Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena.
Apresiasi dari Gereja dan Warga
Rasa haru dan syukur terpancar dari wajah warga yang hadir dalam penyelesaian proyek ini. Romo Sipri, Pastor Paroki Santo Damian, tak kuasa menyembunyikan rasa terima kasihnya kepada TNI.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan dari bapak-bapak TNI. Jembatan ini kini jauh lebih kuat dan aman. Semoga Tuhan membalas setiap jerih payah yang sudah dicurahkan demi kepentingan umat dan masyarakat, ” ucap Romo Sipri penuh haru.
Warga setempat pun menyambut gembira. Mereka menilai jembatan baru ini akan mempermudah akses anak-anak menuju sekolah, memperlancar mobilitas ekonomi, hingga meningkatkan kenyamanan saat beribadah.
Lebih dari Sekadar Infrastruktur
Bagi Satgas Yonif 733/Masariku, rehabilitasi jembatan ini merupakan wujud nyata komitmen TNI dalam mendukung pembangunan di daerah perbatasan. Kehadiran prajurit tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memberi solusi atas kebutuhan dasar masyarakat, salah satunya melalui perbaikan infrastruktur.
Program ini juga menjadi bagian dari misi kemanunggalan TNI dan rakyat. Dengan terjun langsung membantu masyarakat, TNI berusaha menghadirkan wajah negara yang peduli dan hadir di tengah keterbatasan.
Harapan Baru untuk Mumugu
Kini, dengan jembatan yang sudah rampung, masyarakat Mumugu dapat melintas dengan lebih aman. Anak-anak bisa berjalan tanpa rasa takut papan jembatan patah, orang tua bisa mengakses rumah ibadah dengan tenang, dan aktivitas ekonomi pun bisa lebih lancar.
Satgas Yonif 733/Masariku berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan sosial serupa, mulai dari pelayanan kesehatan, perbaikan fasilitas umum, hingga pembinaan masyarakat di berbagai bidang. Semua itu adalah bagian dari upaya besar mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton