Secangkir Kopi di Eronggobak: Satgas Yonif 700/WYC Rajut Kehangatan Bersama Warga Pengungsi

4 days ago 9

Omukia, Papua Pegunungan - Kabut tipis turun perlahan di Distrik Omukia, menutupi perbukitan hijau yang basah oleh embun pagi. Namun, suasana sejuk itu berubah menjadi hangat ketika para prajurit Pos Eromaga Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti melangkah ke honai pengungsian warga di Kampung Eronggobak, Sabtu (13/9/2025).

Bukan dengan derap langkah tegang atau senjata yang terhunus, mereka hadir dengan cara yang berbeda: menyeduh kopi, membuka sebungkus biskuit, lalu duduk melingkar bersama warga. Sebuah anjangsana sederhana yang menyimpan makna mendalam – bahwa TNI hadir bukan sekadar menjaga keamanan, tetapi juga merawat jiwa masyarakat yang tengah menghadapi tantangan.

Kopi, Biskuit, dan Cerita Kehidupan

Dipimpin oleh Sertu Rusdi Latif, para prajurit berbaur tanpa jarak. Dalam setiap tegukan kopi yang hangat, setiap patah biskuit yang dibagi rata, tercipta ruang bagi warga untuk berbicara apa adanya. Mereka menyampaikan keluhan tentang keterbatasan, harapan akan kedamaian, dan kisah hidup yang tak pernah sederhana di tanah pegunungan Papua.

Anak-anak tampak malu-malu namun senang, duduk di sudut honai sambil sesekali tersenyum pada prajurit. Para orang tua menatap penuh rasa syukur karena ada telinga yang mau mendengar, ada hati yang mau merasakan.

TNI Hadir dengan Hati

Danpos Eromaga menegaskan, kegiatan ini lebih dari sekadar pertemuan santai.

“Anjangsana ini adalah wujud nyata bahwa TNI selalu ada bersama rakyat. Kami tidak hanya mendengar, tetapi juga merasakan apa yang warga rasakan. Dari secangkir kopi dan obrolan hangat, tumbuh rasa kebersamaan dan keyakinan bahwa kita mampu menghadapi segala kesulitan bersama-sama, ” ungkapnya.

Kata-kata itu terasa sederhana, namun mengandung makna besar: TNI bukan hanya simbol kekuatan negara, tetapi juga bagian dari keluarga besar masyarakat Papua.

Merajut Persaudaraan di Tanah Berkabut

Kehadiran Satgas Yonif 700/WYC di Eronggobak memberi pesan jelas: kehangatan persaudaraan bisa tumbuh bahkan di tengah keterbatasan. Di tanah yang kerap diliputi kabut, prajurit justru menyalakan cahaya. Cahaya yang lahir dari obrolan hangat, canda ringan, dan rasa peduli yang tulus.

Dari honai pengungsian yang sederhana, Satgas Wira Yudha Cakti meneguhkan peran ganda: sebagai penjaga tanah air sekaligus sahabat rakyat. Bahwa kehadiran negara bisa dirasakan tidak hanya lewat pembangunan fisik, tetapi juga lewat perhatian kecil yang membesarkan hati.

Pesan dari Eronggobak

Hari itu, secangkir kopi bukan sekadar minuman, melainkan simbol persaudaraan. Di balik biskuit yang dibagi, ada pesan persatuan. Dan dari setiap senyum yang lahir, ada keyakinan bahwa Papua tidak sendiri.

Dari Eronggobak, pesan itu bergerak: TNI hadir bukan untuk menakutkan, melainkan untuk menguatkan. Bukan untuk menjaga jarak, melainkan untuk merajut kedekatan.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |