OPINI - Desa Cikupa didirikan pada tahun 1922 di bawah kepemimpinan Kepala Desa pertama, Bapak Muderi. Pada masa kepemimpinannya, ia fokus mengembangkan perekonomian desa yang didominasi sektor perkebunan. Upaya ini membuahkan hasil dengan berdirinya Pasar Cikupa pada tahun 1926, yang beroperasi dua kali seminggu (Selasa dan Sabtu) dan menjadi salah satu pasar tertua di Kabupaten Tangerang.
Kepemimpinan desa dilanjutkan oleh Bapak Abin (1932-1942) dan kemudian Bapak Muhari. Pada masa Bapak Muhari, Desa Cikupa turut serta dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda, yang mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk Kepala Desa ketiga yang gugur.
Setelah Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Bapak H. Marta menjabat sebagai Kepala Desa keempat. Di bawah kepemimpinannya, Desa Cikupa mengalami perkembangan ekonomi pesat, ditandai dengan munculnya terminal bayangan dan menjadikan Pasar Cikupa sebagai pusat kegiatan ekonomi.
Pada masa Kepala Desa kelima, Bapak H. E. Humaedi (hingga 1982), terjadi pemekaran wilayah menjadi dua desa: Desa Cikupa dan Desa Sukamulya.
Sejak saat itu, kepemimpinan desa berganti-ganti, termasuk oleh Bapak H. Saadih Hidayat (1984-1993), Bapak Ayub AP (1994-2003), Bapak Dahrudin (5 tahun), dan Bapak Abu Mutolib Bin H. Humaedi (2008-2014) yang menjabat berdasarkan peraturan baru masa jabatan 6 tahun.
Kepemimpinan dilanjutkan oleh M Ali Makbud sejak tahun 2019 dengan masa jabatan 7 tahun hingga saat ini tahun 2025.
Kini, wilayah Cikupa dikenal sebagai lokasi berdirinya kota terencana Citra Raya Tangerang dan kawasan perumahan mandiri, menjadikannya salah satu kawasan penting di Kabupaten Tangerang, Banten.
*Nilai Sejarah dan Harapan di Masa Kepemimpinan M. Ali Makbud*
Masa kepemimpinan M. Ali Makbud (menjabat sejak 2019 dengan masa jabatan 7 tahun) dapat menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian dan pengenalan sejarah Desa Cikupa kepada generasi muda.
*Harapan Sejarah yang Dapat Dikenang*
Dua nilai sejarah utama yang dapat ditekankan dan dijadikan "tonggak sejarah" baru adalah:
Penguatan Identitas Pasar Cikupa sebagai Cagar Budaya Ekonomi: Pasar Cikupa didirikan pada tahun 1926, menjadikannya salah satu pasar tertua di Kabupaten Tangerang.
*Nilai Sejarah:* Pasar ini adalah bukti nyata fondasi ekonomi yang diletakkan oleh Kepala Desa pertama, Bapak Muderi.
*Tonggak Sejarah Baru:* Di masa M. Ali Makbud, perlu dilakukan upaya resmi untuk menetapkan atau setidaknya mempromosikan Pasar Cikupa sebagai situs warisan ekonomi atau cagar budaya lokal.
Hal ini akan memastikan bangunan dan fungsi pasar dipertahankan, dikenang, dan dijadikan pusat studi sejarah desa.
*Dokumentasi dan Monumen Perjuangan Kemerdekaan:*
Desa Cikupa memiliki sejarah heroik di masa Kepala Desa Bapak Muhari, di mana rakyat desa turut serta dalam pemberontakan melawan penjajahan Belanda dan banyak yang gugur.
*Nilai Sejarah:* Bukti pengorbanan rakyat Cikupa dalam merebut kemerdekaan.
*Tonggak Sejarah Baru:* Pembuatan monumen atau prasasti yang mencantumkan nama-nama pejuang yang gugur dan mendokumentasikan peran desa dalam Revolusi Fisik. Ini akan menjadi pengingat fisik bagi generasi sekarang tentang harga dari kemerdekaan.
"Sebagai Kepala Desa, saya menyadari bahwa Desa Cikupa ini bukan sekadar wilayah administrasi, tapi juga rumah bagi sejarah panjang yang kaya. Dengan ditetapkannya tahun 1922 sebagai tahun pendirian desa, maka pada tahun 2025 ini, kita akan merayakan Hari Jadi Desa Cikupa yang ke-103 tahun! Sebuah usia yang matang, yang menunjukkan betapa kuat dan berakarnya desa ini, "ungkapnya
"Sejarah kita dimulai sejak Bapak Muderi mendirikan pasar di tahun 1926, hingga perjuangan heroik para pendahulu kita melawan penjajah; semua itu adalah fondasi kuat yang kita pijak hari ini, " tambahnya
Tujuan utama kita saat ini adalah memastikan sejarah ini tidak hanya tersimpan di arsip, tapi hidup di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, masih menurut Kades Ali Makbud di masa kepemimpinannya, Dirinya bertekad menjadikan Pasar Cikupa sebagai Warisan Sejarah Ekonomi Desa.
Pasar ini harus kita pelihara sebagai bukti semangat kewirausahaan leluhur kita yang sudah berusia hampir seabad. Selain itu, kita akan mendirikan titik peringatan atau monumen untuk mengenang para pejuang kemerdekaan Desa Cikupa, sehingga generasi muda tahu bahwa kemerdekaan yang mereka nikmati ini dibayar mahal oleh darah dan air mata.
Saya berharap, dengan upaya ini, generasi Z dan Alpha Cikupa tidak hanya mengenal desanya sebagai area strategis dengan Citra Raya atau Suvarna Sutera, tapi juga sebagai Desa Pejuang dan Desa Ekonomi Tertua yang bangga akan usianya yang sudah mencapai 103 tahun, dan yang siap menatap masa depan dengan membawa nilai-nilai luhur dari masa lalu."tutup Kades Apud, akrab disapa ini.(Spyn).