PAPUA - Di titik paling timur Indonesia, tempat batas negara membentang senyap di antara pegunungan dan hutan lebat, hadir sekelompok prajurit yang tak hanya membawa senjata, tetapi juga sekarung kasih sayang. Mereka adalah pasukan Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 1 Marinir, di bawah Koops Habema, yang menjadikan hati anak-anak Papua sebagai medan bakti yang tak kalah penting dari garis depan perbatasan.
Rabu (30/04/2025), saat patroli rutin menyusuri wilayah perbatasan, para prajurit Korps Marinir menghentikan langkah sejenak untuk membagikan sesuatu yang sederhana namun sarat makna: biskuit. Sekilas tampak biasa, namun bagi anak-anak Papua yang hidup di pelosok perbatasan, kehadiran para Marinir dan sepotong biskuit menjadi hadiah yang membekas selamanya.
Tawa, peluk, dan senyum lepas pun mewarnai suasana. Mereka tak hanya menerima makanan ringan, tapi merasakan bahwa ada yang peduli, hadir, dan menyayangi mereka di tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota.
"Kami ingin menjadi lebih dari sekadar penjaga batas, " ungkap Dansatgas Yonif 1 Marinir, Letkol Marinir Siswanto.
“Kami hadir untuk menyapa, mendengar, dan menumbuhkan semangat di hati anak-anak Papua karena senyum mereka adalah bagian dari kedamaian negeri ini.”
Ketulusan yang Menembus Batas
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, pun mengapresiasi penuh aksi para Marinir ini. Baginya, inilah wajah sejati TNI: hadir bukan hanya dengan kewaspadaan, tetapi dengan ketulusan dan cinta untuk rakyat.
“Bukan hanya biskuit yang dibagikan, tapi juga semangat persatuan dan kasih. Ini adalah bukti bahwa TNI tak pernah lelah membangun jembatan hati di pelosok negeri, ” tegasnya.
Akhir yang Menggetarkan: Sentuhan Kecil, Dampak Besar
Di tengah medan berat dan dinginnya perbatasan, terselip momen hangat yang akan selalu dikenang. Sebuah biskuit dari tangan Marinir mungkin hanya bertahan sesaat di mulut anak-anak itu, tapi senyum dan rasa bahagianya akan bertahan seumur hidup.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono