Serangan Udara Rusia Terbesar Sejak Juli, Ukraina Kecam Keras

1 month ago 11

JAKARTA - Dalam sebuah eskalasi yang mengejutkan, Rusia melancarkan 614 munisi serangan udara ke seluruh wilayah Ukraina dalam semalam hingga Kamis (29/2/2024). Laporan dari angkatan udara Kyiv menyebutkan serangan gabungan masif ini menargetkan berbagai lokasi di negara tersebut, sebuah tindakan yang dikecam keras oleh Menteri Luar Negeri Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menggambarkan serangan ini sebagai "serangan udara gabungan masif" yang secara spesifik menyasar "infrastruktur sipil dan energi". Ia menyatakan dengan tegas, "Bertentangan dengan segala upaya untuk mengakhiri perang, Rusia melakukan serangan udara gabungan masif di Ukraina dalam semalam."

Dari total muntahan serangan, angkatan udara melaporkan peluncuran 574 drone dan 40 rudal. Meskipun 546 drone dan 31 rudal berhasil dicegat atau diredam, dampak kerusakan dilaporkan terjadi di 11 lokasi berbeda.

Salah satu serangan yang paling disorot terjadi di Mukachevo, sebuah kota di Ukraina barat yang berjarak sekitar 25 kilometer dari perbatasan Hongaria dan 40 kilometer dari perbatasan Slovakia. Sebuah rudal menghantam pabrik besar produsen elektronik Amerika, menyebabkan kerusakan serius dan korban luka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pemilihan target ini "sangat mencolok". Dalam unggahan di Telegram, ia menekankan bahwa lokasi yang diserang adalah "perusahaan sipil biasa, investasi Amerika" yang memproduksi barang rumah tangga seperti pembuat kopi. "Ini juga menjadi target bagi Rusia, " tegasnya.

Presiden Zelenskyy menambahkan keprihatinannya, "Sepertinya tidak ada upaya dari dunia untuk menghentikan perang ini. Respons diperlukan untuk ini. Masih belum ada sinyal dari Moskow bahwa mereka benar-benar akan melakukan negosiasi yang berarti dan mengakhiri perang ini. Tekanan dibutuhkan. Sanksi yang kuat, tarif yang kuat."

Kepolisian Nasional Ukraina melaporkan melalui media sosial bahwa setidaknya 15 orang terluka dalam serangan di Mukachevo. Sybiha menegaskan bahwa fasilitas tersebut adalah "fasilitas yang sepenuhnya sipil yang tidak ada hubungannya dengan pertahanan atau militer." Ia juga mencatat, "Ini bukan serangan Rusia pertama terhadap bisnis Amerika di Ukraina, setelah serangan terhadap kantor Boeing di Kyiv awal tahun ini dan serangan lainnya."

Di kota Lviv, yang berjarak sekitar 64 kilometer dari perbatasan Polandia, setidaknya satu orang tewas dan tiga lainnya terluka akibat serangan Rusia, menurut Wali Kota Andriy Sadovyi yang disampaikan melalui Telegram.

Serangan terbaru Rusia ini merupakan yang terbesar sejak 12 Juli, memecah tren serangan berskala lebih kecil yang terjadi di awal Agustus dibandingkan Juni dan Juli. Data angkatan udara Ukraina menunjukkan, serangan pada Rabu malam itu hanya merupakan yang keempat kalinya dalam perang ini di mana jumlah drone Rusia yang diluncurkan melampaui angka 500.

Menanggapi aktivitas udara Rusia, pesawat-pesawat NATO, termasuk jet tempur JAS 39 Gripen Angkatan Udara Swedia, dikerahkan di wilayah udara Polandia. Komando Operasional Polandia mengumumkan, "Sehubungan dengan aktivitas penerbangan jarak jauh Federasi Rusia, melakukan serangan di wilayah Ukraina - - termasuk dengan penggunaan rudal hipersonik - - pesawat Angkatan Udara Polandia dan penerbangan sekutu beroperasi di wilayah udara Polandia." Sekitar tiga jam kemudian, ancaman dilaporkan berkurang dan aktivitas operasional kembali normal.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menembak jatuh setidaknya 71 drone Ukraina dalam semalam. Gubernur wilayah Voronezh, Aleksandr Gusev, melaporkan kerusakan pada fasilitas energi akibat jatuhnya drone dan penundaan layanan kereta api di wilayah tersebut. Kantor berita Tass juga mengutip badan energi atom Rusia, Rosenergoatom, yang menyatakan satu unit di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Novovoronezh sementara waktu terputus dari jaringan listrik.

Di wilayah Rostov, Gubernur Yuri Slyusar melaporkan kebakaran di sebuah perusahaan industri akibat serangan drone. "Sejauh ini, belum ada yang terluka. Layanan darurat berada di lokasi, " ujarnya.

Serangan yang begitu masif ini tentu menimbulkan keprihatinan mendalam, mengingatkan kita akan tragedi kemanusiaan yang terus berlanjut dan kebutuhan mendesak akan solusi damai. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |