SMPN 1 Rejoso Sukses Sulap Sampah Organik

2 days ago 8

SMP Negeri 1 Rejoso sukses sulap sampah yang tak memiliki menjadi produk berkualitas dan ramah lingkungan. Para murid dan guru di sekolah ini berhasil memproduksi sabun cair dan sabun padat ramah lingkungan dibuat dari eco enzim, hasil fermentasi sampah organik, Selasa (15/4/2025)

Dari pelajar extra kulikuler pendidikan lingkungan hidup (PLH) sibuk mencampurkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sabun ramah lingkungan seperti methyl ester sulfonate (MES), minyak kelapa sawit, coco glukoasida, garam texapon, pewarna kue, dan parfum ramah lingkungan yakni esensial oil.

Menurut Guru Pembina extra PHL, Khusnul Khotimah menjelaskan seluruh bahan tersebut plus cara pembuatan sekaligus petunjuk ketika sudah jadi produk telah dibukukan. Dalam artian sudah ditulis dalam catatan resmi, sehingga bisa dibagikan ke siapa saja yang ingin membuat produk yang sama.

Semua telah kami catat (dokumen). Mulai dari bahannya apa saja, bagaimana cara membuatnya sampai petunjuk penggunaan ketika sudah jadi sabun yang siap dipakai, " jelasnya.

Masih Khusnul, produk-produk sabun yang diproduksi para siswa-siswi tak hanya digunakan untuk pribadi. Melainkan laris diserbu para guru, wali murid hingga menjadi salah satu produk andalan yang dijual dalam berbagai kegiatan seperti MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), pameran dan lainnya.

Arahan ibu Kepala Sekolah, produk yang dibuat anak-anak bisa dipamerankan dan banyak yang suka. Padahal harganya murah, mulai Rp 2 ribu, singkatnya.

Kepala SMP Negeri 1 Rejoso, Situ Nurjanah selalu mengingatkan, "kepada seluruh penghuni sekolah agar bisa mampu memanfaatkan apapun yang ada di sekitar menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Salah satunya sampah organik."

pendapatnya, "bahwa sampah tidak menjadi suatu masalah bagi orang yang super kreatif. Maka dari itu, saat banyak sampah organik yang dibuang begitu saja, ia dan para guru sepakat untuk menyulap menjadi sebuah produk yang bisa bermanfaat, minimal untuk kebutuhan sehari-hari."

"Sampah itu tergantung siapa yang menanganinya. Bagi orang orang kreatif, justru sampah menjadi berkah. Orang tersebut tidak hanya sukses mengatasi timbunan atau bau yang berasal dari sampah, tapi menjadi income untuk penghasilan, sehingga ekonomi menjadi meningkat, " tegasnya.

Inovasi yang dibuat para pelajar dan guru, Nurjanah berharap ke depannya terus dipertahankan, bahkan dilanjutkan dengan inovasi yang terbarukan.

"Yang awalnya mahal jadi murah. Dari sesuatu yang tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan. Selamat buat guru dan anak-anak, saya tekankan untuk terus berinovasi. Dari sabun kemudian dibuat jadi pupuk dan produk lainnya, " harapnya. (*)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |