PANGKEP SULSEL - Desa Padang Lampe, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkep kini punya cerita inspiratif yang menggugah semangat warga desa lainnya. Sebuah lahan tidur yang selama ini terbengkalai, hanya dipenuhi semak belukar, berhasil disulap menjadi kebun pisang produktif oleh seorang warga,
Mantan Kasat PP Kabupaten Pangkep Muhammad Idris Sira, pemilik berkata bahwa lahan ini tak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi lokal dan agrowisata.
Muhammad Idris Sira adalah sosok di balik perubahan ini. Saat ditemui di lokasi perkebunan pada Jumat (18/4/2025), Idris menjelaskan bahwa sebelumnya, lahan tersebut sama sekali tidak memberikan manfaat. Namun berkat dukungan dari program pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, ia mulai menanam ratusan pohon pisang di atas lahan itu.
“Dulu ini hanya semak-semak. Sayang sekali kalau dibiarkan begitu saja. saya mulai olah lahannya dan tanam pisang. Sekarang hasilnya sudah terlihat. Alhamdulillah, ” ujarnya sambil menunjukkan barisan pohon pisang yang tumbuh subur.
Menurut Idris, usaha ini bukan hanya tentang bertani, tetapi juga tentang menginspirasi warga lainnya agar lebih peduli terhadap potensi lahan yang mereka miliki. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan lahan yang belum terpakai agar bisa memberikan hasil yang nyata, baik secara ekonomi maupun sosial.
“Saya ingin masyarakat melihat bahwa tanah yang kita biarkan tidur itu sebenarnya punya potensi besar. Tinggal bagaimana kita memulainya. Jangan tunggu sampai orang lain datang baru kita sadar, ” katanya penuh semangat.
Kebun pisang ini tidak hanya ditujukan untuk produksi buah, tetapi juga dirancang untuk menjadi kawasan multifungsi. Idris merencanakan pembangunan fasilitas pendukung seperti balai rapat, tempat istirahat, WC umum, mushola, tempat parkir, serta kios yang menjual pisang dan hasil pertanian lokal seperti ubi jalar.
“Ke depannya, saya ingin tempat ini bisa menjadi ruang publik juga. Tempat orang bisa berkumpul, belajar, berwisata, atau hanya sekadar beristirahat. Ini akan jadi kawasan yang hidup dan memberikan banyak manfaat, ” tambahnya.
Langkah ini dinilai strategis mengingat kebutuhan akan ruang terbuka dan tempat wisata edukatif di pedesaan semakin meningkat. Apalagi dengan pendekatan ramah lingkungan dan berbasis pertanian, kebun ini punya potensi besar dikembangkan menjadi agrowisata berbasis komunitas.
Selain menciptakan sumber penghasilan dari panen pisang, rencana jangka panjang Idris adalah menjadikan kebunnya sebagai tempat pelatihan dan studi banding bagi petani dan warga desa lainnya yang ingin belajar cara memanfaatkan lahan tidur secara efektif.
Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak-pihak luar, termasuk pelaku usaha dan lembaga pendidikan, guna memperluas dampak dari kebun pisangnya. “Saya terbuka untuk kolaborasi, siapa saja yang punya semangat yang sama, ” ujarnya.
Kepala Desa Padang Lampe menyambut baik inisiatif ini. Ia menyebutkan bahwa apa yang dilakukan oleh Idris menjadi contoh nyata dari semangat kemandirian dan inovasi warga desa. “Kita sangat mendukung. Ini bisa jadi model untuk pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal, ” ungkapnya.
Dengan semakin berkembangnya kebun pisang milik Idris, harapan masyarakat pun turut tumbuh. Banyak yang mulai tertarik mengikuti jejaknya dengan memanfaatkan lahan kosong milik mereka untuk budidaya tanaman produktif.
Kisah ini menjadi bukti bahwa dengan niat, kolaborasi, dan kerja keras, lahan yang tak terpakai bisa berubah menjadi sumber kehidupan dan inspirasi. Desa Padang Lampe kini bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena warganya yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang. ( Hasanuddin/ Herman Djide)