Stella Christie: Kolaborasi Kampus-Industri China Percepat Hilirisasi RI

4 days ago 6

JAKARTA - Upaya strategis untuk mendorong percepatan hilirisasi dan industrialisasi di Indonesia kini mendapat angin segar. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) secara resmi menjalin kemitraan dengan 30 institusi pendidikan tinggi serta perusahaan terkemuka dari China.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menjelaskan, langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak akan tenaga ahli di berbagai sektor yang saat ini masih terbatas di dalam negeri. "Itulah mengapa penting sekali untuk bisa meningkatkan (kualitas) yang bekerja sebagai tenaga ahli di perusahaan-perusahaan besar dari asing. Misalnya dari China ini adalah orang-orang kita sendiri, lulusan kita sendiri. Kita harus membuatnya dari sekarang, dari universitasnya, dari politekniknya, " tegas Wamendiktisaintek Stella Christie dalam forum "2025 China-Indonesia Education-Industry Collaboration Summit" di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Lebih lanjut, Stella menekankan krusialnya inovasi bagi keberlangsungan sebuah industri. Tanpa inovasi, sebuah industri berisiko mengalami kemunduran dan bahkan kegagalan dalam jangka panjang. "Karena kalau industrinya tidak ikut inovasi, itu tentu saja akan mati lama-lama secara perekonomian, secara bisnis, " ujarnya.

Pengalaman di negara-negara maju menunjukkan bahwa lahirnya inovasi justru banyak berasal dari lingkungan kampus, bahkan lebih banyak dibandingkan dari sektor industri. Fenomena inilah yang mendorong Kemdiktisaintek untuk memfasilitasi kolaborasi antara universitas dan industri asal China.

"Inilah juga yang kita ingin dorong. Jadi matching ini dalam dua hal, dalam tenaga kerja dan juga dalam me-matching-kan inovasi, sehingga para peneliti-peneliti kita yang hebat di Indonesia ini bisa menghilirisasikan dan men-scale up hasil dari penelitian mereka, " papar Wamendiktisaintek Stella Christie.

Pemilihan China sebagai mitra strategis ini bukanlah tanpa alasan. Stella menyoroti tingginya minat mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di Negeri Tirai Bambu. Faktor-faktor seperti kualitas pendidikan yang mumpuni, jarak yang relatif dekat, serta biaya yang lebih terjangkau dibandingkan negara-negara Barat menjadi daya tarik utama.

"Dan kesempatan untuk berkarya setelahnya juga menarik sekali. Bukan melulu di China sebenarnya, tapi justru di Indonesia, karena banyak perusahaan dari sana yang investasi di Indonesia, " tutup Wamendiktisaintek Stella Christie, menggarisbawahi potensi peluang kerja bagi lulusan Indonesia baik di China maupun di tanah air berkat investasi perusahaan China di Indonesia. (PERS

Read Entire Article
Karya | Politics | | |