PAPUA-Keluarga besar Samson Same, anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV Sorong, angkat bicara mengenai kematian kerabat mereka yang dinilai janggal dan tidak manusiawi. Mereka mendesak para petinggi OPM bertanggung jawab atas peristiwa tragis yang menimpa Samson, yang diduga tewas bukan akibat kontak tembak dengan aparat, melainkan akibat tindakan dari kelompoknya sendiri.
Dalam pernyataan terbuka yang disampaikan pada Minggu (3/6/2025) di Sorong, Yohan Same, kakak kandung korban, meluapkan kekecewaan dan kemarahannya terhadap OPM yang menurutnya gagal melindungi anggotanya dan justru menciptakan ketakutan di dalam tubuh organisasi.
“Kami sangat kecewa. Mereka bilang berjuang untuk kemerdekaan, tapi nyawa adik saya tidak dianggap. Dibiarkan begitu saja. Tidak ada kejelasan, tidak ada penghormatan, ” ujar Yohan dalam wawancara dengan media lokal.
Kematian Samson memicu keresahan di kalangan masyarakat adat dan keluarga eks anggota OPM. Banyak pihak mulai mempertanyakan arah perjuangan kelompok tersebut, yang dinilai sarat konflik internal, intimidasi, bahkan pengkhianatan terhadap sesama anggota.
Sejumlah keluarga yang anak-anaknya sempat direkrut ke dalam gerakan separatis kini menyatakan penyesalan dan menyerukan agar generasi muda Papua tidak lagi terjebak dalam narasi perlawanan yang justru menelan korban dari rakyat sendiri.
“Kehilangan ini harus menjadi peringatan. OPM bukan lagi tempat yang aman bagi rakyat Papua. Ini bukan perjuangan, ini pembiaran atas kekerasan, ” lanjut Yohan.
Pihak keluarga berencana melaporkan kasus ini kepada lembaga-lembaga perlindungan hak asasi manusia dan tokoh independen untuk mendorong penyelidikan transparan.
Kematian Samson Same menjadi ironi dari gerakan yang mengklaim memperjuangkan kebebasan, namun justru menciptakan luka di antara orang-orang yang mereka sebut sebagai kawan seperjuangan.
Catatan Redaksi:
Peristiwa ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap hak asasi setiap warga, termasuk mereka yang terseret dalam konflik bersenjata. Keadilan dan transparansi menjadi kunci dalam menjaga harkat manusia di tengah situasi sosial dan politik yang kompleks di Papua. (Apk/Red1922)
