JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari dunia politik dan pemerintahan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilaporkan telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang menyasar Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, pada Rabu (20/8/2025) malam. Penangkapan ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi pasti mengenai jumlah orang yang turut diamankan dalam OTT tersebut. Pihak KPK masih tertutup mengenai detail kasus yang menjerat Immanuel Ebenezer Gerungan, yang akrab disapa Noel. Lembaga antirasuah ini memiliki waktu maksimal 1x24 jam untuk menentukan status hukumnya lebih lanjut.
Bagi sebagian orang, nama Immanuel Ebenezer Gerungan mungkin tidak asing lagi. Ia pertama kali mencuri perhatian publik pada gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sebagai nahkoda kelompok relawan Jokowi Mania. Perjalanan politiknya berlanjut ke Pilpres 2024, di mana Jokowi Mania sempat menyatakan dukungannya untuk Ganjar Pranowo. Namun, dinamika politik yang kompleks membuat arah dukungan berubah, dan akhirnya Jokowi Mania memutuskan untuk merapat ke kubu Prabowo Subianto, terutama setelah Gibran Rakabuming Raka resmi mendampingi Prabowo sebagai calon wakil presiden.
Menilik rekam jejaknya, Immanuel Ebenezer Gerungan tercatat pernah melaporkan harta kekayaannya dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Total aset yang dilaporkan mencapai Rp 17, 62 miliar, tanpa adanya catatan utang. Kekayaan terbesarnya berasal dari sektor properti, yakni tanah dan bangunan senilai Rp 12, 15 miliar. Tercatat ada lima aset properti miliknya yang tersebar di Depok dan Bogor, Jawa Barat. Salah satu aset di Kota Depok, dengan luas tanah 2.260 meter persegi dan bangunan 500 meter persegi, tercatat sebagai yang paling bernilai, mencapai Rp 6, 7 miliar.
Selain itu, Noel juga melaporkan kepemilikan lima unit kendaraan dengan total nilai Rp 3, 34 miliar. Kendaraan termahal yang terdaftar adalah Toyota Land Cruiser keluaran tahun 2023 dengan taksiran harga Rp 2, 3 miliar. Tak ketinggalan, kas dan setara kas yang dilaporkannya mencapai Rp 2, 03 miliar, ditambah dengan harta bergerak lainnya senilai Rp 109, 5 juta. (Wajah Koruptor)
