Tanah Datar – Tradisi Alek Kapalo Banda kembali digelar untuk ke-124 kalinya di Jorong Pincuran Tujuh, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuh, Sabtu (5/4). Kegiatan budaya ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur atas limpahan sumber air bersih, tetapi juga menjadi wujud nyata kegotong-royongan dan kekompakan masyarakat yang masih terjaga ratusan tahun lamanya.
Bupati Tanah Datar, Eka Putra, yang hadir langsung dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas pelestarian tradisi ini. “Alek Kapalo Banda adalah bukti keharmonisan masyarakat yang tidak luntur oleh zaman. Ini nilai budaya yang harus terus kita jaga bersama, ” ujarnya.
Lebih dari sekadar ritual adat, menurut Bupati Eka Putra, tradisi ini memiliki peran penting dalam membangun silaturahmi, memperkuat nilai-nilai moral, dan membentengi generasi muda dari pengaruh negatif era digital. Ia menekankan pentingnya peran Niniak Mamak dalam mendampingi dan mengarahkan anak kemenakan agar tetap mencintai warisan budaya.
“Pemerintah daerah juga mendorong penguatan karakter generasi muda lewat program unggulan, seperti satu rumah satu hafiz dan hafizah. Ini bagian dari langkah kita menjadikan Tanah Datar sebagai kabupaten tahfizh, ” tambah Eka Putra.
Wali Nagari Batipuah Baruah, Mulyadi BJ, mewakili masyarakat menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati serta atas pembangunan jalan dari Pincuran Tujuh ke Gunung Bungsu. Ia juga berharap akses jalan ke Pincuran Tujuh dari Gunung Rajo dapat diperlebar untuk mendukung mobilitas masyarakat.
Tokoh masyarakat A. Dt. Jo Labiah menambahkan, Alek Kapalo Banda merupakan simbol syukur masyarakat atas berkah sumber air yang tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga mendukung irigasi lahan pertanian. Ia turut meminta perhatian pemerintah daerah untuk pembangunan gedung serbaguna serta jaringan internet di kawasan tersebut yang masih blank spot.(**).