Menggali Harta Tersembunyi: Cara Desa Membangun dari Potensi yang Nyaris Terlupakan

5 hours ago 2

PANGKEP - Di tengah geliat pembangunan nasional, banyak desa mulai sadar bahwa kekuatan terbesar sebenarnya ada di sekeliling mereka. Tak harus menunggu proyek besar atau investor asing, penggerak kemajuan bisa dimulai dari mengenali aset dan kekuatan lokal. Itulah yang kini dilakukan oleh sejumlah desa yang ingin bangkit dari dalam.

Langkah pertama dimulai dengan identifikasi potensi: dari hasil bumi, perikanan, dan pertanian, hingga keahlian warga dan warisan budaya. Di Desa Kertamukti, misalnya, ubi jalar yang dulu dianggap biasa saja, kini diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti susu, tepung, dan makanan ringan. Lokasinya yang dekat jalur wisata juga dimanfaatkan sebagai titik promosi produk unggulan.

Proses penggalian potensi ini tidak dilakukan sepihak. Pemerintah desa sengaja mengajak warga berkumpul dan berdiskusi. Masyarakat diajak memetakan sendiri apa yang mereka miliki dan butuhkan. Hasilnya, banyak ide segar muncul dari warga, termasuk usulan pengembangan kebun wisata, pelatihan kerajinan tangan, hingga pasar mingguan.

Yang menarik, semua dimulai dari langkah kecil. Kelompok ibu-ibu memulai produksi minuman herbal dari hasil kebun, dijual melalui media sosial. Anak muda membuka jasa desain kemasan dan promosi produk UMKM lokal. “Kami tidak lagi menunggu bantuan, kami bergerak dengan apa yang ada, ” ujar Ani, penggerak kelompok tani muda di desa.

Dukungan pihak luar juga tak diabaikan. Pemerintah kabupaten, universitas terdekat, dan beberapa LSM digandeng untuk pelatihan, riset produk, hingga bantuan modal awal. Kolaborasi ini memperkuat fondasi pengembangan desa agar lebih profesional dan berkelanjutan.

Tak berhenti di produksi, desa juga membangun citra atau branding produk mereka. Produk olahan diberi nama yang diambil dari istilah lokal, lengkap dengan cerita unik yang menggambarkan filosofi desa. “Orang tidak hanya beli barang, mereka beli cerita, ” kata Dedi, pemuda desa yang mengelola akun promosi online.

Pasar pun mulai terbuka. Selain dijual langsung di desa, produk juga dipasarkan melalui marketplace, event lokal, dan pameran UMKM. Bahkan beberapa produk mulai dilirik oleh toko oleh-oleh di kota besar. Desa juga rutin menggelar festival kuliner dan budaya untuk menarik kunjungan.

Perubahan ini membuat warga lebih optimis. Anak-anak muda yang dulu merantau, kini mulai kembali untuk membangun desa bersama. Mereka melihat ada masa depan yang bisa diperjuangkan, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk tanah kelahiran mereka.

Cerita seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak desa lainnya. Bahwa kekayaan tak selalu datang dari luar, tapi sering kali tersembunyi di sekitar—menunggu untuk digali, dipoles, dan dibanggakan. Dan dari sinilah harapan baru untuk kemajuan desa Indonesia dimulai.

Pangkep 7 April 2025

Penulis: Herman Djide, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkep 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |