Asril, SE Dorong Petani Madu Bukittinggi dan Agam Naik Kelas Lewat Bimtek Kewirausahaan Lanjutan

6 hours ago 4

BUKITTINGGI — Komitmen mendorong pelaku usaha madu lokal agar mampu menembus pasar modern kembali dibuktikan oleh anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Asril, SE. Melalui Pokok Pikiran (Pokir)-nya, ia memfasilitasi pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Kewirausahaan Lanjutan Angkatan II yang secara khusus menyasar pelaku usaha madu di wilayah Sumbar, terutama Bukittinggi dan Agam.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 19–20 Juli 2025 di Aula Dinas Pertanian Kota Bukittinggi, bekerja sama dengan Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Hortikultura (Disbuntanhort) Sumbar melalui PTS BPPP.

Bimtek tersebut dirancang untuk mendorong peningkatan kualitas produksi madu, penguatan legalitas usaha, pengemasan yang profesional, digitalisasi pemasaran, hingga kemudahan akses terhadap pembiayaan dan pasar modern.

> “Kegiatan ini kita angkat berdasarkan keluhan dari para wali nagari. Di Agam, banyak petani madu yang sudah menghasilkan, tapi pemasaran masih jadi persoalan utama. Kita ingin bantu agar mereka naik kelas, ” ungkap Asril, SE saat membuka kegiatan.

Asril menegaskan bahwa pembinaan yang tepat akan mengantarkan madu lokal menjadi komoditas unggulan Sumatera Barat. Ia bahkan mendorong terbentuknya koperasi produksi madu dengan kapasitas olahan hingga 10.000 sachet per hari.

> “Kalau kita sepakat, kita bentuk koperasi, kita sediakan alatnya, kita kelola profesional. Sanggup kita bikin produk madu unggulan Sumbar?” tantangnya, yang disambut serentak oleh peserta, “Sanggup!”

Selain itu, Asril juga menyoroti pentingnya penyediaan pakan alami bagi lebah. Ia mendorong petani untuk mulai menanam bunga matahari atau sumber nektar lain sebagai upaya mendukung keberlanjutan produksi.

> “Jangan lagi andalkan bunga dari masyarakat. Kita siapkan bunga sendiri, kita pelihara koloni lebah dengan benar. Ini juga bagian dari ketahanan pangan, ” tegasnya.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar yang diwakili Kabid Koperasi, Niko Primadona, SE. Dalam sambutannya, Niko mengapresiasi langkah sinergis yang ditempuh legislator dan pemerintah daerah dalam memperkuat UMKM berbasis produk lokal.

> “Jangan lagi jalan sendiri-sendiri. Sudah saatnya pelaku usaha disatukan dalam kelompok atau koperasi agar bisa maju bersama, omset naik, tenaga kerja bertambah, dan kita bisa ukur indikator keberhasilannya, ” ujarnya.

Para peserta bimtek mendapatkan materi langsung dari para praktisi dan konsultan profesional. Gina Wahyuni, SP, Comp. membawakan materi pemasaran dengan menekankan pentingnya kemasan dan legalitas.

> “Madu harus dikemas profesional dan punya izin. Baru kita bantu tembus Transmart, Budiman, dan marketplace, ” jelas Gina.

Sementara itu, Ulfa sebagai narasumber bidang pembiayaan menyampaikan pentingnya memahami skema pembiayaan dan penyusunan proposal yang tepat.

> “Kita bantu pahami jenis pembiayaan, bahkan dampingi penyusunan proposal, ” ujar Ulfa.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi Zulhamdi Nova Chandra, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bukittinggi Mihandrik, serta sejumlah tokoh masyarakat seperti ninik mamak, tuangku, pemuda, dan para petani dari Bukittinggi dan Agam.

Zulhamdi menyampaikan apresiasi atas ide dan langkah nyata yang digagas Asril.

> “Apa yang sudah beliau idekan semoga bisa berjalan baik dan membawa keberhasilan untuk daerah kita, ” ujarnya.

Senada dengan itu, Mihandrik menyampaikan dukungan penuh dari Pemko Bukittinggi.

> “Kami sangat apresiatif terhadap program ini. Peran Asril luar biasa, bahkan melebihi fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Ini bukti nyata sinergi antara pemerintah dan wakil rakyat, ” tegasnya.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi santai namun penuh makna bersama para petani dari Bukittinggi dan Agam. Dalam suasana kekeluargaan, peserta diajak berbagi pengalaman, merancang langkah konkret, dan membentuk kelompok usaha bersama. Tujuannya tak lain agar usaha madu yang selama ini berjalan sendiri-sendiri, bisa maju secara kolektif, dikenal secara nasional, bahkan mampu menembus pasar global.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |