Bersama dalam Duka, Bersatu dalam Adat: Prajurit Yonif 113/JS Hadiri Tradisi Bakar Batu di Desa Pogapa

1 month ago 17

PAPUA - Di jantung pegunungan Papua yang hening dan sakral, sebuah momen penuh makna kembali mempererat ikatan antara prajurit TNI dan masyarakat. Pada Kamis (7/8/2025), personel Satgas Yonif 113/Jaya Sakti (JS) hadir dalam upacara adat bakar batu yang digelar di Desa Pogapa, sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya istri dari tokoh masyarakat setempat, Bapak Hengki Bagubau.

Kehadiran para prajurit dalam prosesi tersebut bukan sekadar kunjungan formal, melainkan wujud nyata empati dan komitmen kemanusiaan dari TNI kepada masyarakat yang mereka jaga dan dampingi. Mereka duduk bersila bersama warga, menyaksikan dan turut serta dalam ritual adat bakar batu, tradisi warisan leluhur suku Moni yang sarat nilai solidaritas dan penghormatan terhadap kehidupan.

Upacara ini melibatkan proses memasak secara tradisional batu panas, daging babi, buah-buahan, serta sayur-sayuran disusun dalam lubang tanah lalu ditutup rapat hingga matang. Namun lebih dari sekadar santapan, hidangan ini menjadi simbol kasih, kebersamaan, dan penghormatan atas kepergian orang yang dicintai.

“Kami hadir di sini bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat Pogapa. Dalam suka maupun duka, kami ingin selalu ada bersama rakyat, ” ujar salah satu personel Satgas Yonif 113/JS dengan tulus.

Menjalin Rasa, Merawat Kepercayaan

Kegiatan ini memperkuat kemanunggalan TNI dan rakyat, yang terus dijaga melalui pendekatan budaya, komunikasi yang humanis, serta penghormatan terhadap nilai-nilai lokal. Di tengah wilayah yang kerap dihadapkan pada keterbatasan akses dan tantangan geografis, semangat seperti ini menjadi jembatan yang menyatukan berbagai perbedaan.

Tradisi bakar batu bukan sekadar adat, melainkan ruang berbagi—di mana semua yang hadir merasakan duka secara kolektif, memberi doa dan dukungan moral bagi keluarga yang ditinggalkan. Dalam suasana haru dan penuh kekeluargaan, prajurit TNI menjadi bagian dari proses penyembuhan batin masyarakat yang mereka layani.

Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi Habema, menyampaikan apresiasi atas langkah personel Satgas yang terus menjaga kedekatan dengan masyarakat Papua.

“Tradisi seperti ini adalah ruang di mana kepercayaan tumbuh. Kehadiran prajurit di upacara adat ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya hadir dengan senjata, tetapi dengan hati. Mereka bagian dari masyarakat, bukan hanya pengawal wilayah, tetapi penjaga rasa, ” tegasnya.

Papua, Rumah yang Dijaga Bersama

Melalui partisipasi aktif dalam tradisi bakar batu, Yonif 113/JS kembali menegaskan peran TNI bukan hanya sebagai penjaga batas teritorial, tetapi juga penjaga harmoni sosial dan budaya. Dari Desa Pogapa, pesan kuat dikirim ke seluruh penjuru negeri: bahwa di Papua, TNI dan rakyat bukan dua pihak yang terpisah, melainkan satu keluarga besar yang saling menjaga dan menguatkan.

Penulis:
Dansatgas Media HABEMA
Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |