Borong Panen Warga Ambobera: Satgas Yonif 732/Banau Hidupkan Ekonomi Akar Rumput di Pedalaman Papua

2 hours ago 2

AMBOBERA - Di tengah keterbatasan akses pasar dan jauhnya jangkauan transportasi, warga Kampung Ambobera, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, kini bisa bernapas lega. Senyum sumringah menghiasi wajah para petani setelah Satgas Yonif 732/Banau Titik Kuat Julukoma datang dengan inisiatif yang sederhana namun berdampak besar: memborong langsung hasil panen warga.

Langkah nyata prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Operasi TNI Habema ini bukan sekadar transaksi jual beli, melainkan bentuk kepedulian untuk menghidupkan kembali denyut ekonomi masyarakat pedalaman Papua. Pada Rabu (24/9/2025), para prajurit menyusuri kebun-kebun warga, membeli berbagai hasil tani mulai dari sayur-sayuran segar, umbi-umbian, hingga buah-buahan dengan harga pantas.

Solusi Nyata untuk Pasar yang Jauh

Selama ini, petani di Ambobera kerap menghadapi persoalan klasik: panen berlimpah, tetapi kesulitan menjual karena pasar terdekat berada di kota yang jauh dan membutuhkan biaya transportasi mahal. Akibatnya, tidak sedikit hasil kebun yang terbuang percuma.

Kini, masalah itu perlahan terurai. Dengan membeli hasil bumi warga secara langsung dan memanfaatkannya sebagai kebutuhan logistik Satgas, tercipta siklus ekonomi baru yang saling menguntungkan. Petani mendapat pemasukan tunai, sementara Satgas memperoleh pasokan pangan segar dari sumber lokal.

Yohanes, salah seorang petani setempat, mengaku terharu dengan inisiatif ini.

“Selama ini kami sering bingung menjual hasil kebun. Bawa ke kota jauh, biaya juga besar. Sekarang, dengan ada Bapak-Bapak TNI datang langsung untuk borong, kami sangat terbantu. Uangnya bisa kami pakai untuk kebutuhan keluarga dan sekolah anak-anak. Kami jadi semangat lagi untuk menanam, ” ujarnya sambil tersenyum lega.

TNI Hadir untuk Sejahterakan Rakyat

Dansatgas Yonif 732/Banau, Letkol Inf Muhammad Nurul Chabibi, S.H., menegaskan bahwa program borong hasil tani ini adalah wujud nyata peran TNI sebagai tentara rakyat yang hadir tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga ikut mendorong kesejahteraan masyarakat.

“Program membeli hasil tani warga ini punya dua tujuan utama. Pertama, memberi kepastian pasar sekaligus membantu ekonomi keluarga. Kedua, mendukung ketahanan pangan di pos kami dengan memanfaatkan sumber daya lokal, ” jelasnya.

Ia menambahkan, langkah kecil ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi masyarakat untuk terus mengolah lahan mereka.

“Kami ingin warga Ambobera merasakan bahwa TNI bukan pihak yang jauh, tetapi bagian dari kehidupan mereka. Dengan membeli hasil bumi, kami ingin memicu semangat berwirausaha sekaligus menggerakkan ekonomi akar rumput. Membangun Papua dimulai dari membangun ekonomi masyarakatnya, ” tegas Letkol Chabibi.

Dampak yang Lebih Luas

Bagi warga, kehadiran Satgas bukan hanya membawa rasa aman, melainkan juga membuka peluang baru untuk menata ekonomi keluarga. Inisiatif sederhana ini mendapat apresiasi hangat dari tokoh masyarakat dan jemaat setempat yang melihat adanya sinergi nyata antara prajurit dan rakyat.

Lebih jauh, program borong panen ini diharapkan dapat berkembang. Tidak hanya sebatas membeli hasil tani, tetapi juga mencakup pendampingan untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, hingga strategi pengolahan hasil pertanian. Dengan begitu, warga bisa memiliki daya saing yang lebih baik dan memperoleh pendapatan yang berkelanjutan.

Harapan Baru di Tanah Papua

Kisah di Ambobera menegaskan satu hal: pembangunan Papua tidak selalu dimulai dari proyek besar, melainkan bisa tumbuh dari langkah kecil yang penuh makna. Borong hasil kebun warga adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi sederhana antara TNI dan rakyat mampu menghadirkan senyum, harapan, dan perubahan positif.

Di tengah keterbatasan, prajurit TNI membuktikan bahwa loreng bukan hanya simbol kekuatan, melainkan juga lambang kepedulian. Dari kebun-kebun sederhana di pedalaman, tumbuh optimisme baru: bahwa Papua bisa maju dengan memberdayakan ekonomi akar rumput.

(PenSatgas Yonif 732/Banau)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |