PANGKEP SULSEL - Kepala Desa Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan Made Ali, SE terus menunjukkan langkah nyata dalam mengembangkan potensi wilayah pesisirnya.
Setelah sukses memperkenalkan inovasi padi apung dan wisata mangrove, kini desa ini bersiap menggarap potensi besar lainnya, yakni pengolahan rumput laut. Melalui program yang diberi nama “Cindea Blue Project”, masyarakat setempat akan mengubah hasil laut menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi.
Made Ali yang di temui Minggu (12/10/2025) seusai mendampingi Bupati Pangkep Dr H Muhammad Yusran Lalogau meresmikan padi Apung berkata bahwa desa ini juga sebagai sumber mata pencaharian warga termasuk rumput laut, sehingga kami akan kelola rumput laut dengan berbagai jenis olah.
Langkah ini tidak hanya sebatas pengolahan bahan mentah, tetapi juga mencakup penguatan ekonomi masyarakat melalui pelatihan, inovasi, dan branding produk lokal. Pemerintah desa bersama kelompok nelayan dan UMKM akan bersinergi dalam mengembangkan produk turunan rumput laut seperti agar-agar, keripik, minuman sehat, hingga sabun dan pupuk organik. Semua diarahkan agar Desa Bulu Cindea menjadi pusat industri kreatif berbasis kelautan.
Menurutnya rumput laut yang selama ini hanya dijual mentah, kini akan diolah menjadi produk siap jual dengan nilai tambah yang tinggi. Misalnya, rumput laut jenis Gracilaria sp. akan dijadikan bahan baku agar-agar, sementara Eucheuma cottonii diolah menjadi karagenan untuk kebutuhan pangan dan kosmetik. Dengan sentuhan teknologi sederhana dan pelatihan warga, hasil olahan ini bisa menembus pasar lokal maupun nasional.
Inovasi lain yang tengah dikembangkan adalah produk minuman rumput laut alami yang menyegarkan dan menyehatkan. Produk ini akan dikemas dalam botol modern dengan label “Bulu Sea Drink”, sebagai bagian dari merek besar Cindea Blue Project. Selain itu, para ibu rumah tangga juga akan diberdayakan membuat sabun dan masker alami berbahan rumput laut, yang akan menjadi produk unggulan wisata.
Dia berkata bahwa tak hanya fokus pada produk, Desa Bulu Cindea juga berencana menjadikan pengolahan rumput laut sebagai bagian dari wisata edukasi. Pengunjung nantinya bisa belajar langsung bagaimana cara menjemur, mengekstrak, dan mengolah rumput laut menjadi agar-agar atau sabun alami. Konsep ini akan memperkuat citra desa sebagai destinasi wisata berbasis ekologi dan edukasi di Sulawesi Selatan.
Kepala Desa Bulu Cindea menyebut, program ini merupakan wujud nyata semangat masyarakat untuk berinovasi dari potensi yang ada di sekitar mereka. Dengan petunjuk dari Bupati Pangkep Dr H Muhammad Yusran Lalogau siap kelolah rumput laut menjadi bahan olahan yang bernilai tinggi.
"Kini masyarakat lebih percaya diri mengembangkan produk turunan laut. “Kami ingin desa ini dikenal bukan hanya karena lautnya, tapi juga karena kreativitas warganya, ” ujarnya.
Selain menciptakan lapangan kerja, pengolahan rumput laut juga diharapkan menjadi solusi ramah lingkungan. Limbah dari proses pengolahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk cair organik, sehingga tak ada bagian rumput laut yang terbuang sia-sia. Inilah wujud nyata konsep ekonomi biru (blue economy) yang sedang digalakkan di berbagai daerah pesisir Indonesia.
Brand “Cindea Blue Project” dipilih karena mewakili identitas pesisir Bulu Cindea yang kaya akan potensi laut dan rawa-rawa. Nama ini juga menjadi simbol semangat masyarakat untuk mengubah sumber daya alam menjadi produk unggulan yang bernilai ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem. Dengan desain kemasan yang menarik dan slogan “Dari Laut untuk Kehidupan”, produk-produk ini diharapkan mampu bersaing di pasar luas.
Melalui sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan mitra penggerak ekonomi lokal, Desa Bulu Cindea kini menapaki babak baru menuju kemandirian ekonomi berbasis potensi laut. Dengan semangat inovasi dan kebersamaan, desa ini perlahan mewujudkan impian menjadi pusat olahan rumput laut di Kabupaten Pangkep. Dari laut yang tenang di pesisir Bulu Cindea, lahirlah gerakan biru yang membawa harapan baru bagi masa depan desa.
Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro akan mengolah rumput laut — karena daerah itu memang punya potensi besar di pesisir, apalagi sudah dikenal dengan inovasi seperti padi apung dan wisata mangrove.
Berikut penjelasan lengkap tentang olahan rumput laut, produk turunannya, dan cara pengolahannya
1. Produk yang Bisa Dibuat dari Rumput Laut
Rumput laut bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi, baik untuk pangan, kosmetik, obat, maupun industri pertanian:
A. Produk Pangan:
1. Agar-agar
Bahan baku: Gracilaria sp. Proses: Rumput laut dicuci, direbus, disaring, dikeringkan, lalu dicetak menjadi agar kering. Hasil: Agar bening, bahan dasar puding dan jelly
2. Karagenan (Carrageenan)
Bahan baku: Kappaphycus alvarezii atau Eucheuma sp. Proses: Ekstraksi rumput laut dengan air panas, penyaringan, pengendapan, dan pengeringan. Hasil: Bubuk pengental untuk es krim, susu, coklat, sosis, dan kosmetik.
3. Keripik Rumput Laut
Proses: Daun rumput laut segar direndam air garam, dicampur tepung dan bumbu, lalu digoreng. Nilai tambah: Camilan sehat, renyah, kaya mineral dan serat.
4. Minuman Rumput Laut
Proses: Rumput laut direbus, disaring, dicampur gula dan sari buah, lalu dikemas botol atau cup. Potensi: Produk segar dan menyehatkan, bisa jadi oleh-oleh khas daerah pesisir.
B. Produk Non-Pangan:
1. Sabun dan Sampo Rumput Laut
Rumput laut dikeringkan, dihaluskan jadi bubuk, lalu dicampur dengan bahan sabun dasar (NaOH, minyak kelapa, gliserin).
Manfaat: Melembabkan kulit, mengandung kolagen alami, menyehatkan rambut.
2. Masker Wajah / Skincare Alami
Bubuk rumput laut dicampur madu atau aloe vera. Dapat dijual dalam bentuk bubuk masker organik atau gel siap pakai.
3. Pupuk Organik Cair (POC)
Proses: Fermentasi rumput laut dengan EM4 + gula merah + air selama 14 hari. Kandungan: Nitrogen, fosfor, kalium, dan hormon alami yang mempercepat pertumbuhan tanaman.
2. Cara Pengolahan Dasar Rumput Laut
Berikut langkah umum sebelum dijadikan berbagai produk:
1. Pencucian, Hilangkan garam, pasir, dan kotoran dengan air tawar. 2. Perendaman, Rendam 24 jam untuk mengurangi bau laut dan lendir. 3. Perebusan / Pengeringan Rebus ±30 menit, lalu jemur hingga benar-benar kering 4. Penggilingan / Penghalusan Setelah kering, rumput laut bisa digiling jadi serbuk untuk bahan baku berbagai produk. 3. Potensi Desa Bulu Cindea
Desa ini sangat cocok mengembangkan industri rumput laut terpadu: Kombinasi budidaya, pengolahan, dan wisata edukasi. Misalnya: wisatawan bisa belajar membuat agar-agar alami atau sabun dari rumput laut., Produk olahan bisa dijual di warung terapung dan sentra UMKM desa wisata ( Herman Djide)