Dari Senjata ke Kapur Tulis: Prajurit Yonif 700/Wyc Jadi Guru Harapan Anak-Anak Papua di Mayuberi

3 hours ago 1

PUNCAK - Di sebuah ruang kelas sederhana di SD Mayuberi Ilaga, Kabupaten Puncak, suasana berbeda tampak jelas. Senjata dan ransel tempur yang biasanya melekat di tubuh prajurit, hari itu digantikan dengan kapur tulis, buku, dan senyum penuh kesabaran. Para prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (Wyc) dari Pos Mayuberi, Kamis (25/9/2025), hadir bukan sebagai pasukan keamanan, melainkan sebagai guru bagi generasi penerus bangsa di pedalaman Papua.

Dipimpin oleh Serda Sahwiril, kegiatan ini menjadi bagian dari pembinaan teritorial (Binter) yang membawa misi kemanusiaan. Salah satunya ditunjukkan oleh Pratu Jais, yang dengan penuh semangat mengajarkan pelajaran berhitung kepada murid-murid. Di depan kelas, ia tidak lagi berdiri sebagai prajurit yang garang, melainkan seperti seorang kakak yang sabar, menjelaskan angka demi angka dengan cara menyenangkan. Rumus matematika yang sering dianggap rumit, ia ubah menjadi permainan sederhana yang membuat anak-anak berani mencoba, tersenyum, dan semakin bersemangat belajar.

Senyum Anak-Anak Jadi Obat Lelah

Bagi Pratu Jais, pengalaman ini lebih dari sekadar tugas tambahan.

“Mengajar di sini adalah pengalaman yang mengharukan dan berbeda dari tugas biasa. Melihat semangat dan senyum polos anak-anak Mayuberi membuat semua lelah hilang. Jika ilmu sederhana yang saya berikan bisa membantu mereka meraih cita-cita, maka ini adalah tugas negara yang paling membanggakan. Mereka adalah masa depan Papua, ” ujarnya penuh haru.

Kehadiran prajurit TNI di sekolah memberi warna baru bagi dunia pendidikan di Mayuberi. Banyak sekolah di pedalaman Papua sering kekurangan tenaga pengajar, sehingga peran Satgas Yonif 700/Wyc menjadi sangat penting dalam menjaga semangat belajar anak-anak tetap menyala.

Loreng Jadi Simbol Harapan

Serda Sahwiril menegaskan bahwa pendidikan adalah bagian penting dari misi Satgas.

“Tugas kami tidak hanya menjaga kedaulatan wilayah, tetapi juga kedaulatan ilmu pengetahuan bagi generasi penerus. Menjadi guru pengganti ini adalah wujud nyata bakti kami. Seragam loreng yang kami kenakan hari ini adalah simbol harapan bagi masa depan mereka. Pendidikan adalah senjata terkuat untuk memenangkan masa depan, ” tegasnya.

Pendidikan Sebagai Senjata Bangsa

Kehadiran prajurit Yonif 700/Wyc di kelas-kelas SD Mayuberi bagaikan puisi kepahlawanan yang ditulis dengan tinta emas. Mereka membuktikan bahwa perjuangan tidak selalu identik dengan senjata dan medan tempur. Di tangan mereka, kapur tulis, papan tulis, dan semangat pengabdian dapat menjadi alat untuk membangun peradaban, menumbuhkan mimpi, dan menghadirkan senyum tulus anak-anak Papua.

Satgas Yonif 700/Wyc di Pos Mayuberi mengajarkan satu hal penting: prajurit sejati tidak hanya melindungi tanah air dengan senjata, tetapi juga mencerdaskan bangsanya dengan ilmu.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton

Read Entire Article
Karya | Politics | | |