Dukung Ketahanan Pangan, Nusakambangan Jadi Pusat Budidaya Sidat

3 hours ago 1

CILACAP - Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, hari ini menjadi saksi bisu dimulainya sebuah inisiatif baru nan inspiratif. Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas), Bapak Agus Andrianto, bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bapak Rachmat Pambudy, secara simbolis melepas 1.200 bibit sidat. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah strategis untuk mewujudkan visi besar Ketahanan Pangan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Tak hanya kedua menteri, pelepasan bibit sidat ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang turut serta dalam agenda kunjungan Bapak Menteri Agus di Nusakambangan. Di antara mereka yang turut menyukseskan acara ini adalah Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Bapak Raffi Ahmad; presenter ternama, Bapak Irfan Hakim; Wakil Menteri PanRB, Bapak Purwadi Arianto; Wamen Ketenagakerjaan, Bapak Afriansyah Noor; serta Direktur Komunikasi PT Indonesia Indicator, Ibu Rustika Herlambang. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan luas terhadap program yang berpotensi mengubah wajah Nusakambangan.

Lebih dari sekadar program pemerintah, budidaya sidat ini membuka gerbang kesempatan baru bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau narapidana di Nusakambangan. Mereka yang bersemangat untuk belajar dan mendalami budidaya sidat akan diberikan fasilitas lengkap untuk mengembangkan diri. Harapannya, keterampilan ini kelak menjadi bekal berharga saat mereka kembali ke masyarakat.

Transformasi Pulau Nusakambangan menjadi 'Pulau Kemandirian' adalah visi kuat yang digaungkan oleh Menteri Agus. Lahan-lahan yang sebelumnya terbengkalai kini disulap menjadi area produktif, mulai dari ladang jagung, sawah, peternakan, kolam ikan, hingga balai latihan kerja untuk konveksi, pelintingan rokok, bahkan workshop pengolahan limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) menjadi material paving dan batako. Inisiatif budidaya sidat ini adalah salah satu permata baru dalam rangkaian program kemandirian tersebut.

Para narapidana yang antusias mengikuti program pelatihan ini tidak hanya dibekali ilmu, tetapi juga mendapatkan apresiasi berupa premi dari setiap hasil panen dan produk yang mereka hasilkan. Premi ini disalurkan langsung ke rekening bank pribadi mereka, yang nantinya dapat menjadi modal usaha saat mereka menyelesaikan masa pidana.

Bapak Rudi Sutomo, seorang pegiat budidaya sidat yang turut berperan dalam inisiatif ini, menjelaskan bahwa kerja sama yang terjalin dengan pengelola Pulau Nusakambangan saat ini mencakup budidaya sidat di 20 kolam yang membentang di atas lahan seluas kurang lebih 3 hektare. (PERS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |