NDUGA - Sorak-sorai penonton, teriakan dukungan, dan riuh tepuk tangan mewarnai lapangan futsal sederhana di Kampung Mumugu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, Rabu (13/8/2025). Di bawah langit sore Papua yang cerah, final turnamen futsal dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 menjadi momen yang tak hanya mempersatukan warga, tetapi juga mempererat ikatan antara TNI dan masyarakat.
Turnamen ini merupakan inisiatif Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku yang digelar sejak 11 Agustus, menghadirkan semangat kompetisi sehat di tengah suasana peringatan kemerdekaan. Babak final kali ini menjadi puncak dari rangkaian pertandingan yang diikuti berbagai tim dari kalangan masyarakat setempat. Tim Futsal Agani akhirnya berhasil keluar sebagai juara, menutup turnamen dengan kemenangan yang diraih penuh sportivitas.
Dansatgas Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, menjelaskan bahwa turnamen ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga sarana memperkuat semangat kebersamaan.
“Melalui olahraga, kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir tidak hanya untuk menjaga pertahanan dan keamanan, tetapi juga sebagai sahabat dan mitra masyarakat dalam membangun persatuan. Kegiatan seperti ini adalah wadah untuk mempererat tali persaudaraan dan menghidupkan kembali semangat perjuangan di tengah kehidupan sehari-hari, ” ujarnya.
Pertandingan final berlangsung penuh gengsi, namun diwarnai sikap saling menghargai antara pemain. Anak-anak dan remaja duduk berjejer di pinggir lapangan, mata mereka berbinar melihat aksi-aksi cepat dan gol-gol indah yang tercipta. Para ibu-ibu tampak ikut bersorak mendukung tim favorit mereka, sementara para tokoh masyarakat hadir memberi dukungan moral.
Kepala Kampung Mumugu menyampaikan apresiasi yang besar terhadap inisiatif prajurit Masariku.
“Kegiatan seperti ini sangat positif, karena selain memberi hiburan, juga membangun kebersamaan antara TNI dan warga. Ini adalah bentuk nyata bahwa kemerdekaan dirayakan dengan cara yang membahagiakan semua pihak, ” ungkapnya dengan penuh semangat.
Tak hanya sekadar kompetisi, turnamen ini menjadi momentum refleksi atas arti kemerdekaan. Di sela-sela pertandingan, prajurit dan warga saling bertukar cerita, mengingatkan bahwa kebebasan yang dinikmati hari ini adalah hasil perjuangan para pahlawan. Melalui olahraga, semangat itu diteruskan kepada generasi muda agar selalu menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketika peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan, wajah-wajah lelah para pemain berubah menjadi senyum lebar. Tidak ada yang pulang dengan tangan hampa, karena yang mereka bawa pulang bukan hanya piala dan hadiah, tetapi juga rasa persaudaraan yang semakin erat.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono