TEMANGGUNG - Suara mesin molen yang berputar kencang terdengar berpadu dengan derap langkah para prajurit TNI dan warga desa. Di bawah naungan pepohonan dan latar pegunungan yang membiru, tumpukan kerikil, pasir, dan semen silih berganti masuk ke mulut molen, diangkut dengan ember-ember penuh tenaga. Pemandangan ini terjadi di lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125 Kodim 0706/Temanggung, tepatnya di jalur penghubung Desa Banaran dan Desa Kemloko, Rabu (13/08/2025).
Di titik pengecoran itu, tak ada perbedaan antara seragam loreng dan baju kaos warga. Semua larut dalam satu semangat: menyelesaikan pengecoran jalan sepanjang 800 meter yang selama ini menjadi urat nadi transportasi warga dua desa. Teriknya matahari dan peluh yang mengucur deras tak menghalangi semangat gotong royong yang menggelora.
Menurut Komandan Satgas TMMD, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., pembangunan jalan ini memiliki nilai strategis yang besar. Jalan Banaran–Kemloko merupakan jalur vital untuk distribusi hasil pertanian, terutama tembakau, yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat. “Dengan akses yang baik, waktu tempuh menjadi singkat, biaya angkut berkurang, dan hasil panen bisa sampai ke pasar dengan kualitas terjaga. Ini langsung berdampak pada peningkatan pendapatan warga, ” jelasnya.
Sebelum dibangun, jalan ini kerap menjadi momok bagi petani. Kondisi yang rusak parah, licin saat hujan, serta penuh debu di musim kemarau membuat mobilitas terhambat. Bahkan tak jarang kendaraan pengangkut hasil panen tergelincir atau rusak di tengah perjalanan.
Kini, berkat TMMD, jalan tersebut diproyeksikan menjadi akses yang aman, nyaman, dan mampu menunjang perputaran roda ekonomi desa. Tak hanya prajurit TNI, seluruh lapisan masyarakat ikut ambil bagian dari mengangkat kerikil, mengatur campuran beton, hingga mengalirkan air untuk molen. Kebersamaan itu menjadi bukti bahwa pembangunan bukan hanya tugas pemerintah atau TNI, tetapi hasil kerja kolektif yang dilandasi rasa memiliki.
Letkol Hermawan menegaskan, TMMD tidak hanya sekadar membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun kepercayaan dan solidaritas antara TNI dan masyarakat. “Kita ingin jalan ini menjadi simbol kemajuan desa, tapi yang lebih penting, menjadi saksi bahwa kekuatan gotong royong bisa membawa perubahan nyata, ” tuturnya.
Dengan irama molen yang terus berputar dan ember-ember yang berpindah tangan tanpa henti, optimisme warga semakin menguat. Jalan Banaran–Kemloko sebentar lagi akan berubah dari sekadar jalur berlumpur menjadi jalur harapan yang menghubungkan desa dengan masa depan yang lebih sejahtera.
(Pendim 0706/Temanggung)