Kemenag Jateng Gelar Peningkatan Kompetensi Guru PAI

4 hours ago 1

PURWOKERTO - Di tengah arus deras perubahan zaman, peningkatan kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keniscayaan yang tak terbantahkan.

Disinilah peran strategis Kementerian Agama melalui Bidang PAI Kanwil Kemenag Jawa Tengah yang menggelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru PAI, di Oemah Daun Cafe dan Resto Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (25/09/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh 110 Guru PAI di semua jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB, itu menjadi oase ilmu dan spirit baru dalam dunia pendidikan keagamaan. Hadir dalam forum ini jajaran Bidang PAI Kanwil Kemenag Jateng, Kepala Kankemenag Banyumas, para Kasi PAI dan Pontren, serta para Pengawas PAI.

Acara secara resmi dibuka oleh Dr. Ibnu Asaddudin, M.Pd., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa guru PAI hari ini harus memiliki visi jauh ke depan dan hati yang terus menyala dengan semangat pengabdian.

“Ada tiga tipikal guru, ” tutur beliau mengawali dengan analogi mendalam.

“Pertama Quitter, guru yang mudah menyerah dalam kesulitan. Kedua Camper, guru yang berhenti di zona nyaman karena merasa cukup. Dan Ketiga  Climber, guru pejuang, pendaki ilmu, yang terus melangkah meski terjal.”

“Jadilah Climber,  Teruslah mendaki, jangan puas di lereng, karena puncak selalu menanti guru yang gigih dan tawadhu dalam menuntut ilmu, ” serunya tegas, penuh harap.

Lebih dari sekadar kegiatan teknis, acara ini adalah majlis ilmu yang membumikan nilai-nilai langit. Hj. Rondiah, SE., M.Si., selaku panitia pelaksana dari Kanwil Kemenag Jawa Tengah, menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi ini bertujuan membentuk sosok guru PAI yang berintegritas, istiqomah, dan mampu menanamkan nilai-nilai Islam dalam setiap denyut nadi pembelajaran.

“Guru PAI bukan hanya penyampai materi, tetapi penuntun akhlak dan pembimbing jiwa. Maka peningkatan kapasitas ini adalah bagian dari jihad intelektual dan spiritual, ” ungkapnya.

Dalam suasana yang hangat dan sarat hikmah, para guru PAI disuguhkan materi-materi mendalam dan inspiratif, antara lain:

1. Poppo Haryanto dengan materi “Deep Learning dalam Pembelajaran PAI”,
2. Edi Rohani membawakan “Kurikulum berbasis Cinta”,
3. Sareh Siswa Setyo Wibowo menyampaikan “Coding & AI dalam Pendidikan”,
3. serta Laila Nurul Qibtiyah dengan paparan tentang “Karakter Guru PAI”.

Dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab yang dinamis, kegiatan ini tak sekadar menyampaikan pengetahuan, tetapi membangun kesadaran kolektif bahwa guru PAI adalah obor penerang zaman, penentu arah moral bangsa di tengah derasnya arus digitalisasi.

“Kami berharap, kegiatan ini menjadi titik tolak kebangkitan guru PAI, lebih kompeten, adaptif, dan penuh cinta dalam membentuk generasi berakhlak mulia, ” pungkas panitia.

Menapak cahaya bukanlah pilihan bagi guru PAI, melainkan misi suci. Karena di tangan mereka, masa depan bangsa dipahat, dengan iman, ilmu, dan kasih sayang.


(Humas-Dudi/YF2DOI)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |