Bandung Barat bergejolak setelah ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor dilaporkan mengalami dugaan keracunan massal usai menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menanggapi insiden yang mengejutkan ini, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dengan sigap menetapkan kejadian tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh seperti itu, ” tegas Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, pada Selasa di Bandung Barat.
Bupati Jeje mengungkapkan bahwa pihaknya bersama instansi terkait tidak tinggal diam. Sebuah investigasi mendalam tengah dilancarkan terhadap dapur yang bertanggung jawab menyajikan hidangan MBG tersebut. Sebagai langkah pencegahan awal, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Cipongkor untuk sementara waktu ditutup.
“Pihaknya juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah itu untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi, ” jelas Bupati.
Tak hanya itu, Bupati Jeje menambahkan bahwa evaluasi komprehensif akan dilakukan terhadap seluruh 85 dapur MBG yang beroperasi di Kabupaten Bandung Barat. Ini penting mengingat data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas dapur tersebut belum mengantongi sertifikasi sehat.
“Semuanya tetap kita evaluasi karena data yang saya dapat, 85 dapur memang masih belum memiliki sertifikasi. Yang kita stop saat ini baru dapur di Cipongkor, ” ujar Bupati Jeje.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, melaporkan bahwa hingga Selasa, total korban keracunan MBG di Cipongkor mencapai 369 siswa dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari SD, MTs, SMP, hingga SMK. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari kejadian ini.
“Dari jumlah tersebut, tercatat 116 siswa dirawat di Puskesmas Cipongkor, 253 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, 44 orang di Klinik Permata, 22 orang di RSIA, serta sejumlah lainnya tersebar di RSUD Cililin. Hingga kini, 112 siswa masih dalam perawatan intensif, sementara 257 siswa telah menunjukkan perbaikan dan diperbolehkan pulang, ” terang Kombes Pol Hendra Rochmawan. (PERS)