Lewat Pokir Asril, SE: Pelaku Usaha Madu Didorong Naik Kelas, Tembus Pasar Modern

13 hours ago 7

BUKITTINGGI — Komitmen mendorong pelaku usaha madu lokal agar mampu bersaing di pasar modern kembali ditunjukkan anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Asril, SE. Lewat Pokok Pikiran (Pokir)-nya, ia memfasilitasi Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Kewirausahaan Lanjutan Angkatan II yang difokuskan pada pelaku usaha madu di Sumbar. Kegiatan ini berlangsung pada 19–20 Juli 2025 di Aula Dinas Pertanian, Bukittinggi, bekerja sama dengan Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Hortikultura (Disbuntanhort) Sumbar melalui PTS BPPP.

Bimtek ini menyasar peningkatan kualitas produksi, penguatan legalitas, pengemasan, digitalisasi pemasaran, serta akses ke pembiayaan dan pasar modern.

“Kegiatan ini kita angkat berdasarkan keluhan dari para wali nagari. Di Agam, banyak petani madu yang sudah menghasilkan, tapi pemasaran masih jadi persoalan utama. Kita ingin bantu agar mereka naik kelas, ” ungkap Asril, SE dalam sambutannya.

Menurutnya, pembinaan yang tepat akan mengantarkan produk madu lokal menjadi komoditas unggulan Sumbar. Bahkan, ia mendorong terbentuknya koperasi produksi yang mampu mengelola hasil madu secara profesional dengan kapasitas hingga 10 ribu sachet per hari.

> “Kalau kita sepakat, kita bentuk koperasi, kita sediakan alatnya, kita kelola profesional. Sanggup kita bikin produk madu unggulan Sumbar?” tanya Asril disambut semangat peserta, “Sanggup!”

Dalam kesempatan itu, Asril juga menyoroti pentingnya menyediakan pakan alami untuk lebah, seperti bunga matahari, agar produksi madu lebih optimal dan berkelanjutan.

“Jangan lagi andalkan bunga dari masyarakat. Kita siapkan bunga sendiri, kita pelihara koloni lebah dengan benar, ini juga bagian dari ketahanan pangan, ” tegasnya.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar yang diwakili Kabid Koperasi, Niko Primadona, SE. Dalam sambutannya, Niko menyampaikan bahwa pemerintah provinsi sangat mendukung penguatan UMKM berbasis produk unggulan daerah.

“Jangan lagi jalan sendiri-sendiri. Sudah saatnya pelaku usaha disatukan dalam kelompok atau koperasi agar bisa maju bersama, omset naik, tenaga kerja bertambah, dan kita bisa ukur indikator keberhasilannya, ” ujar Niko.

Para peserta mendapatkan materi dari sejumlah konsultan ahli:

Gina Wahyuni, SP, Comp. (Pemasaran): “Madu harus dikemas profesional dan punya izin. Baru kita bantu tembus Transmart, Budiman, dan marketplace.”

Ulfa (Pembiayaan): “Kita bantu pahami jenis pembiayaan, bahkan dampingi penyusunan proposal.”

Hadir dalam kegiatan ini, Wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi Zulhamdi Nova Chandra, Perwakilan Disbuntanhort Provinsi, Niko Primadona, Kadis UKM dan Koperasi Mihandrik, Para ninik mamak, tuangku, pemuda, dan petani madu dan lebah dari Bukittinggi–Agam.

Zulhamdi menyampaikan apresiasi atas sinergi dan ide-ide yang telah dijalankan oleh Asril, SE.

“Apa yang sudah beliau idekan semoga bisa berjalan baik dan membawa keberhasilan untuk daerah kita, ” ujar Zulhamdi.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bukittinggi, Mihandrik, yang turut hadir, juga memberikan dukungan penuh.

“Kami dari Pemko Bukittinggi sangat apresiatif terhadap program ini. Peran Asril luar biasa, bahkan melebihi fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Ini bukti nyata sinergi antara pemerintah dan wakil rakyat, ” tegas Mihandrik.

Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi santai namun penuh makna bersama para petani dari Bukittinggi dan Agam. Dalam suasana kekeluargaan, para peserta diajak untuk berbagi gagasan dan pengalaman, sekaligus merancang langkah konkret membentuk kelompok usaha yang solid. Tujuannya tak lain agar usaha madu yang selama ini berjalan sendiri-sendiri, bisa maju secara kolektif, lebih dikenal secara nasional, bahkan mampu menembus pasar dunia.(Lindafang)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |