JAKARTA - Demi mendongkrak potensi luar biasa dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mengambil langkah terobosan. Melalui program unggulan bernama Kemudahan Usaha Mikro untuk Bermitra (Kumitra), pemerintah bertekad membenahi dan memperkuat seluruh ekosistem rantai pasok nasional.
Program ini bukan sekadar wacana, melainkan sebuah jembatan strategis yang dirancang untuk membuka lebar pintu peluang usaha, mengasah kapabilitas para pelaku usaha mikro, dan yang terpenting, mendorong mereka agar 'naik kelas' hingga mampu bersaing dan terintegrasi dalam rantai pasok yang lebih besar, baik di kancah domestik maupun kancah internasional.
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, dalam sebuah sesi keterangan pers yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (09/10/2025), mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi UMKM yang kerap berjuang sendirian. Beliau menyadari betul bahwa tanpa adanya jaminan pasar yang pasti, perkembangan UMKM akan menemui jalan terjal.
"Berdasarkan hasil evaluasi kami, salah satu kendala terbesar yang dihadapi UMKM adalah minimnya dukungan pasar. Di sinilah Kumitra hadir untuk menjawab tantangan tersebut, " tegas Maman Abdurrahman saat peluncuran program Kumitra di Sukabumi, Kamis (09/10/2025).
Data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memberikan gambaran menarik. Tercatat, sepanjang periode 2022 hingga 2024, telah terjalin 2.546 kesepakatan kemitraan yang melibatkan usaha besar dan UMKM, dengan nilai fantastis mencapai Rp15, 9 triliun. Kemitraan ini melibatkan sinergi antara 725 perusahaan besar dan 1.505 pelaku UMKM dari beragam sektor.
"Padahal kita memiliki lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia. Ini menunjukkan betapa luasnya ruang untuk kemitraan yang masih bisa kita perkuat, " ujar Bapak Maman Abdurrahman, menekankan potensi yang belum tergarap.
Lebih dari sekadar penguatan rantai pasok, program Kumitra juga memiliki denyut sosial yang kuat. Program ini secara khusus berorientasi pada pemberdayaan kelompok rentan, memberikan perhatian istimewa kepada perempuan dan penyandang disabilitas. Bapak Maman Abdurrahman menggarisbawahi bahwa mayoritas pelaku usaha mikro adalah ibu rumah tangga, yang perannya sangat vital dalam perekonomian keluarga. Sejalan dengan amanat Presiden Prabowo Subianto, perhatian mendalam juga dialamatkan kepada para penyandang disabilitas, memastikan tidak ada yang tertinggal dalam geliat ekonomi.
Dalam momen yang penuh makna tersebut, Maman Abdurrahman bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, turut melepas ekspor perdana produk opak singkong yang merupakan hasil kreasi penyandang disabilitas dari PT Gemilang Agro Inovasi. Produk ini dikirim ke Brunei Darussalam sebanyak 28.800 pack, dengan nilai tak kurang dari 18 ribu dolar AS atau setara dengan Rp284, 4 juta. Sebuah bukti nyata bahwa kolaborasi dan dukungan yang tepat dapat melahirkan prestasi gemilang. (PERS)








































