PAPUA - Di tengah lebatnya hutan Papua, suara tawa anak-anak menggema dari halaman SD Santo Aloysius Rimba Mumugu. Bukan tanpa alasan di Hari Anak Nasional ini, Satuan Tugas (Satgas) Yonif 733/Masariku hadir membawa sesuatu yang jarang mereka temui: perhatian, makanan bergizi, dan perlengkapan sekolah yang layak. Kamis 24 Juli 2025.
Melalui program Masariku Peduli Gizi, para prajurit tak sekadar hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai mitra kemanusiaan. Dengan seragam loreng dan senyum tulus, mereka membagikan tas sekolah berisi alat tulis lengkap dan makanan sehat kepada puluhan siswa yang sebagian besar belum pernah merasakan layanan sosial seperti ini.
“Anak-anak ini adalah aset bangsa. Mereka tidak boleh dibiarkan tumbuh dalam keterbatasan, ” tegas Letkol Inf Julius Jongen Matakena, Dansatgas Yonif 733/Masariku.
“Kami tidak hanya menjaga wilayah, tapi juga masa depan generasi di dalamnya.”
Gizi dan Pendidikan: Dua Senjata Masa Depan
Suasana penuh haru menyelimuti acara. Anak-anak menyambut kehadiran para prajurit dengan wajah sumringah. Para guru, yang selama ini berjuang dalam keterbatasan, tak bisa menyembunyikan rasa harunya.
“Bantuan ini sangat berarti bagi proses belajar-mengajar kami. Terima kasih karena tidak melupakan anak-anak di sini, ” ujar Kepala Sekolah SD Rimba Santo Aloysius, dengan mata berkaca-kaca.
Kegiatan ini bukan insidental. Program Masariku Peduli Gizi merupakan bagian dari strategi Komunikasi Sosial TNI (Komsos) sebuah pendekatan terstruktur untuk membangun kedekatan emosional antara TNI dan masyarakat, terutama di wilayah terluar.
Selain pembagian bantuan, anak-anak juga diajak bermain dan belajar melalui edukasi tentang kebersihan, semangat belajar, dan pentingnya menjaga kesehatan. Sorak sorai dan canda tawa anak-anak mengalun hingga petang, menjadi bukti betapa pentingnya kehadiran negara di tempat-tempat yang selama ini terpinggirkan.
Dari Tapal Batas, TNI Bangun Masa Depan
Panglima Komando Operasi TNI (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, apa yang dilakukan Satgas Yonif 733/Masariku adalah cerminan dari nilai sejati TNI.
“Mereka tidak hanya menjaga perbatasan, tapi juga membangun masa depan. Ini adalah bentuk pengabdian tanpa syarat, ” ujar Mayjen Lucky.
Ia menambahkan, investasi terbesar bagi bangsa adalah pada anak-anaknya dan akses pendidikan serta gizi yang layak adalah fondasi lahirnya generasi cerdas dan berintegritas.
“Saya harap program seperti ini terus berlanjut. Di manapun anak Indonesia berada, mereka berhak untuk tumbuh dengan harapan dan masa depan yang cerah, ” tegasnya.
Kehadiran Satgas di Mumugu bukan hanya soal distribusi bantuan. Ini adalah pesan kuat bahwa negara tidak pernah absen bahkan di ujung hutan rimba sekalipun. Bahwa di balik langkah prajurit, terselip harapan yang terus ditanamkan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono















































