Warungkiara, Sukabumi — Di bawah langit pesantren yang teduh, di antara lantunan salawat dan gema syukur, Kabupaten Sukabumi menandai usia ke-155 bukan dengan pesta, melainkan dengan perenungan. Pondok Modern Assalam Putri menjadi ruang spiritual dan sosial, tempat di mana Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) menyatu dalam satu napas: syukur dan tanggung jawab.
Bupati Sukabumi, H. Asep Japar, berdiri di tengah para santri dan tokoh masyarakat, menyampaikan pesan yang tak sekadar formalitas. Ia mengajak masyarakat untuk kembali melihat ke dalam—muhasabah atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepada bumi Sukabumi.
“Alhamdulillah kekayaan alam kita melimpah, keragamaan budaya yang harmonis, dan semangat gotong royong yang luar biasa. Melalui acara ini, mari kita bersyukur atas segala nikmat Allah SWT, ” ucapnya, dengan nada yang lebih menyerupai doa daripada pidato.
Namun, syukur yang sejati bukan hanya ucapan. Ia harus menjelma dalam tindakan. Pemerintah, kata Bupati, tak hanya hadir sebagai pengatur, tapi sebagai pelayan. Ia menegaskan bahwa inovasi, persatuan, dan kepercayaan publik harus dijaga lewat kerja nyata.
“Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk muhasabah dan refleksi atas perjalanan panjang daerah. Mari kita wujudkan Sukabumi yang lebih maju, sejahtera, religius, dan berdaya saing, ” tegasnya.
Di tengah suasana yang sarat makna, Bupati menyampaikan arah baru perayaan HJKS tahun ini. Bukan lagi sekadar seremoni, melainkan aksi sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Ia menyebut pembangunan rumah tidak layak huni sebagai salah satu bentuk nyata dari rasa syukur yang berbuah amal.
“Melihat kondisi saat ini, perayaan HJKS lebih ke arah sosial. Terutama dalam hal membantu masyarakat yang kurang beruntung. Salah satunya melalui pembangunan rumah tidak layak huni, ” ungkapnya.
Tak berhenti di situ, Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi—ulama, umaro, dan rakyat. Ia menekankan pentingnya membangun generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga beriman dan bertakwa.
“Mari kita mencetak generasi penerus bangsa yang beriman dan bertakwa, ” ajaknya, seolah menitipkan harapan kepada masa depan.
Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, turut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan HJKS yang berpadu dengan kegiatan keagamaan. Ia menyebut Maulid Nabi sebagai momen bertafakur, ruang untuk kembali pada nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi ketenangan sosial.
“Momen ini menjadi ajang untuk bertafakur, ” ujarnya singkat, namun sarat makna.
Ia juga mengingatkan bahwa keamanan dan ketentraman yang dirasakan masyarakat Sukabumi adalah berkah yang harus disyukuri dan dijaga bersama.
“Kita harus mensyukuri. Rasa syukur dapat kita isi dengan hal yang baik. Sehingga Sukabumi menjadi kabupaten yang makmur, maju, rakyat sejahtera, dan pimpinan amanah, ” pungkasnya.
Di Warungkiara, Sukabumi tak hanya merayakan usia. Ia menanam harapan. Ia menyulam iman dengan amanah. Ia menjadikan Maulid dan HJKS bukan sebagai dua peristiwa, tapi satu gerakan: menuju Sukabumi yang mubarokah, di dunia dan akhirat.