Perjuangan Berdarah OPM: Rakyat Papua Justru Jadi Korban Kekerasan

7 hours ago 5

PAPUA - Aksi-aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menuai sorotan dan kecaman. Ironisnya, korban utama dari perjuangan yang mereka klaim demi "kemerdekaan Papua" justru adalah masyarakat Papua sendiri anak-anak, ibu-ibu, dan rakyat kecil yang kehilangan rasa aman dan akses pada pendidikan, kesehatan, serta pembangunan.

“Kami Rakyat Kecil yang Jadi Korban”

Tokoh masyarakat dari Kabupaten Nduga, Menase Tabuni, menyampaikan kegelisahan warga yang selama ini hidup dalam bayang-bayang teror OPM.

“Kami rakyat kecil yang jadi korban. Anak-anak kami tidak bisa sekolah, jalan dan jembatan rusak karena dibakar. Kalau ini yang disebut perjuangan, maka itu hanya menyengsarakan kami, ” ujarnya, Selasa (22/7/2025).

Perjuangan yang Menyimpang

Senada dengan itu, tokoh pemuda dari Paniai, Yerry Degei, menilai bahwa perjuangan OPM telah jauh menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

“OPM tidak lagi berpikir untuk rakyat. Mereka hanya menggunakan rakyat sebagai tameng dan mengorbankan masyarakat untuk kepentingan elit mereka yang tinggal di luar negeri, ” tegasnya.

Yerry juga menekankan bahwa kekerasan tidak akan pernah menjadi solusi, apalagi jika yang menjadi korban adalah rakyat sendiri.

Ancaman dan Pemaksaan terhadap Warga

Tak sedikit warga yang melaporkan bahwa mereka dipaksa mendukung OPM, bahkan diancam bila menolak. Permintaan paksa atas uang, makanan, hingga tempat persembunyian menjadi cerita umum di banyak kampung. Warga hidup dalam ketakutan, merasa diawasi, dan sulit menjalani hidup dengan normal.

Tokoh Agama: "OPM Membawa Penderitaan, Bukan Pembebasan"

Dari Distrik Ilaga, Pendeta Daniel Wakerkwa turut menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi masyarakat yang terus dihantui ketidakamanan akibat ulah kelompok bersenjata.

“Kekerasan tidak akan pernah membawa damai. Kami butuh ketenangan, bukan konflik. Kami ingin hidup dengan layak, bekerja, beribadah, dan mendidik anak-anak kami tanpa gangguan dari kelompok bersenjata, ” tegasnya.

Papua Butuh Harapan, Bukan Teror

Situasi ini semakin memperjelas bahwa cara-cara kekerasan yang dilakukan oleh OPM tidak merepresentasikan kehendak rakyat Papua secara luas. Masyarakat Papua kini semakin berani menyuarakan penolakan terhadap kelompok separatis yang justru menjadi penghambat utama perdamaian dan pembangunan.

Rakyat Papua membutuhkan kedamaian, keadilan, dan masa depan yang layak bukan senjata dan kekerasan yang menghancurkan kehidupan.

(Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |