Prabowo Ungkap Strategi Jitu Swasembada Beras 2025, Impor Dihentikan

2 hours ago 1

JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membeberkan kunci keberhasilan Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan, khususnya beras, pada tahun 2025. Langkah pertama yang diambil adalah menghentikan sepenuhnya impor beras, sebuah keputusan berani yang ternyata berdampak signifikan pada stabilisasi harga beras global.

"Tahun lalu kita impor beras, ada 4 juta ton. Kemudian di 2024 berlanjut 3 juta ton. Artinya dalam 2 tahun kita impor beras 7 juta ton. Tahun ini, kita resmi setop impor, sehingga harga pangan dunia turun, " ungkap Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Penghentian impor ini bukan sekadar klaim semata. Indonesia kini telah mandiri dalam pemenuhan kebutuhan beras domestik. Keberhasilan ini bahkan membuat sejumlah negara mitra dagang, seperti Malaysia, Singapura, Rusia, Yordania, dan Brazil, menunjukkan ketertarikan dan bahkan mempertanyakan kapan Indonesia akan kembali membuka keran ekspor.

"Kami dampingi Bapak Presiden ke Malaysia, Singapura, Rusia, Yordania, dan Brazil. Mereka minta ke kita kapan kami dapat ekspor beras lagi? Kemudian saya mengatakan dengan bangga Indonesia sudah mampu swasembada beras di 2025, " tambah Amran, menunjukkan rasa bangga atas pencapaian bangsa.

Di balik penghentian impor, terselip serangkaian Instruksi Presiden (Inpres) yang digulirkan oleh Presiden Prabowo, berfokus pada penguatan sektor pangan nasional. Salah satu yang paling krusial adalah Inpres terkait pupuk, yang selama ini menjadi momok bagi para petani akibat kelangkaan dan distribusi yang tidak tepat sasaran.

"Bapak Presiden keluarkan Inpres sebanyak 17, dalam waktu 10 bulan, salah satunya berkaitan dengan pupuk. Kami keliling Indonesia semua berteriak pupuk kurang. Kami menghadap Pak Presiden dan jelaskan masalahnya di distribusi. Alhamdulillah, setelah itu, dari pabrik-pabrik, pupuk dikirim langsung ke petani, sekarang petani sudah menikmati pupuk tepat waktu, " terang Amran, mengisahkan perjuangan menuntaskan masalah klasik di lapangan.

Lebih jauh, berbagai aspek pendukung pertanian juga dibenahi secara komprehensif. Mulai dari perbaikan irigasi persawahan, peningkatan kualitas benih unggul, hingga penyediaan mesin pertanian modern, semuanya ditujukan agar petani dapat bekerja lebih nyaman dan produktivitas meningkat drastis. Tak lupa, 241 regulasi yang dinilai memberatkan petani dicabut demi kelancaran usaha tani.

"Tahun lalu, masalah seperti irigasi, benih, alat mesin pertanian, itu tersandung masalah regulasi. Kami sudah cabut 241 regulasi. Kami cabut regulasi yang menyulitkan para petani, " pungkasnya, menandakan komitmen pemerintah dalam menyederhanakan birokrasi di sektor pertanian.

Rekor baru berhasil ditorehkan Indonesia dalam hal stok beras. Pertengahan tahun 2025, stok beras nasional melonjak hingga 4, 2 juta ton. Sektor pertanian pun menunjukkan performa gemilang dengan pertumbuhan 10, 52% hingga paruh pertama tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional pada Oktober mendatang bisa menyentuh angka 31 juta ton. Angka ini menunjukkan surplus 3 juta ton jika dibandingkan dengan produksi 28 juta ton pada tahun 2024.

Proyeksi internasional pun turut mengamini keberhasilan Indonesia. United States Department of Agriculture (USDA) memprediksi produksi beras Indonesia di 2025 akan mencapai 34, 6 juta ton, melampaui target pemerintah sebesar 32 juta ton. Food and Agriculture (FAO) juga memperkirakan produksi beras RI akan mencapai 35, 6 juta ton pada tahun ini. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |