ASMAT - Di pedalaman Asmat, di mana akses masih serba terbatas dan medan penuh tantangan, prajurit TNI dari Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku kembali menorehkan kisah kemanusiaan yang membekas. Mereka tidak datang dengan deru kendaraan tempur atau barisan senjata, melainkan dengan hati yang peduli dan tangan yang penuh kasih. Melalui program “Masariku Peduli Gizi”, para prajurit ini hadir sebagai pahlawan gizi bagi anak-anak SD Rimba Mumugu, Distrik Sawa Erma, Papua, Rabu (24/9/2025).
Loreng yang Membawa Kehangatan, Bukan Ketakutan
Pagi itu, halaman sekolah sederhana di Rimba Mumugu dipenuhi senyum ceria. Anak-anak berbaris rapi, menanti giliran menerima makanan bergizi tambahan yang disiapkan prajurit TNI. Nasi hangat, lauk-pauk, susu, dan buah-buahan tersaji di tangan kecil mereka. Bagi sebagian orang mungkin biasa, namun bagi anak-anak di pedalaman, itu adalah hadiah besar: sebuah jaminan bahwa mereka tidak dilupakan oleh negeri.
Senyum polos yang merekah di wajah mereka menjadi bukti bahwa aksi sederhana mampu menyalakan semangat dan harapan baru. Kehadiran prajurit dengan seragam loreng di tengah mereka bukan sekadar penjaga keamanan, melainkan sahabat yang peduli pada masa depan mereka.
Tugas yang Melampaui Batas
Dansatgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, menegaskan bahwa misi TNI di Papua tidak hanya sebatas menjaga kedaulatan perbatasan.
“Tugas kami bukan hanya menjaga wilayah, tetapi juga memastikan anak-anak di sini tumbuh sehat dan cerdas. Dengan gizi yang cukup, mereka bisa belajar lebih baik dan menggapai cita-cita. Ini adalah investasi terbaik kita untuk masa depan bangsa, ” ujarnya.
Pernyataan itu menggambarkan filosofi mendalam: bahwa menjaga bangsa tidak cukup hanya dengan senjata, tetapi juga dengan memastikan generasi penerusnya tumbuh kuat.
Apresiasi dari Dunia Pendidikan
Bagi pihak sekolah, aksi ini lebih dari sekadar bantuan sesaat. Kepala Sekolah SD Rimba Mumugu, Ibu Sinta, tak kuasa menahan haru saat melihat murid-muridnya menikmati makanan bergizi yang jarang mereka dapatkan.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan bantuan yang luar biasa dari Satgas. Mereka datang tidak hanya dengan tugas, tetapi dengan hati yang peduli. Semoga kebaikan ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi kita semua, ” ucapnya dengan suara bergetar.
Baginya, makanan yang dibawa prajurit bukan sekadar tambahan energi, melainkan juga suntikan semangat bahwa anak-anak Asmat juga berhak meraih masa depan gemilang.
Pesan Kemanusiaan dari Pangkoops Habema
Inisiatif mulia ini juga mendapat perhatian langsung dari Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto. Ia menegaskan bahwa esensi prajurit sejati bukan hanya pada kemampuan tempur, melainkan juga pada kepedulian kepada rakyat.
“Kita bukan hanya hadir untuk melindungi, tapi juga untuk mengayomi, memastikan setiap anak bangsa, di mana pun mereka berada, mendapatkan hak untuk tumbuh sehat. Prajurit-prajurit ini adalah duta cinta dan kepedulian dari negara, bukti nyata bahwa di balik seragam loreng, ada jiwa yang peduli pada setiap senyum anak-anak Indonesia, ” tegasnya.
Menghidupkan Harapan di Ujung Negeri
Aksi sederhana namun sarat makna ini menjadi pengingat bahwa perjuangan membangun bangsa tidak selalu lahir di medan pertempuran. Terkadang, ia hadir dalam bentuk sepiring nasi, segelas susu, atau seulas senyum anak-anak yang merasa diperhatikan.
Di tanah Asmat, loreng TNI menjelma menjadi simbol kasih sayang dan pengabdian. Mereka hadir bukan sekadar menjaga perbatasan, tetapi juga merawat harapan, memastikan tidak ada lagi anak-anak yang tumbuh tanpa gizi.
Kisah ini adalah bukti bahwa negara benar-benar hadir di ujung negeri, mengajarkan bahwa pahlawan tidak selalu datang dengan pedang, melainkan juga dengan hati yang rela berbagi.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton