Suara dari Tanah Papua: Tokoh Adat, Agama, dan Pemuda Bersatu Dukung TNI-Polri Hadapi Teror OPM

4 hours ago 1

PAPUA - Di tengah gempuran aksi kekerasan yang dilancarkan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), suara rakyat Papua semakin lantang menyuarakan satu hal: dukungan penuh kepada aparat keamanan TNI-Polri untuk menjaga perdamaian dan melindungi warga dari teror bersenjata.

Dukungan ini datang dari berbagai elemen tokoh adat, tokoh agama, hingga pemuda yang menyerukan pentingnya kehadiran negara di tengah situasi rawan yang terus menghantui wilayah Papua Tengah dan Papua Pegunungan.

Tokoh adat Kabupaten Puncak Jaya, Simon Wonda, menyampaikan kegelisahan masyarakat akibat gangguan OPM yang tak kunjung reda. Ia menegaskan, rakyat Papua sangat merindukan kehidupan normal tanpa bayang-bayang ketakutan.

“Kami ingin damai. Kami ingin pembangunan. Kehadiran TNI dan Polri adalah harapan terakhir kami agar bisa hidup tenang dan bebas beraktivitas, ” ujarnya dalam pertemuan adat di Distrik Mulia, Senin (19/5/2025).

Suara serupa datang dari Pendeta Alex Pigay di Kabupaten Intan Jaya. Dalam refleksi keprihatinannya, ia mengungkap fakta memilukan: warga jemaatnya banyak yang mengungsi akibat ulah kelompok bersenjata. Menurutnya, ini bukan lagi soal ideologi, tapi soal kemanusiaan.

“Ketika anak takut ke sekolah dan ibu takut pergi ke ladang, ini sudah bukan persoalan politik. Ini teror terhadap rakyat. Dan yang bisa melindungi mereka hanya aparat keamanan, ” tegasnya.

Pendeta Alex juga menolak anggapan bahwa dukungan kepada aparat berarti menutup mata terhadap hak asasi manusia. Justru, katanya, yang selama ini paling menderita dan kehilangan adalah warga sipil, bukan aktor politik.

Sementara itu, generasi muda Papua pun angkat suara. Ketua Forum Pemuda Peduli Papua, Yosias Kogoya, menyampaikan aspirasi anak-anak muda Papua yang ingin masa depan tanpa konflik dan ketakutan.

“Kami ingin belajar, bekerja, membangun tanah kami. OPM hanya memperjuangkan ambisi segelintir orang yang tinggal nyaman di luar negeri, sementara kami di sini terus menanggung derita, ” katanya dalam diskusi publik di Jayapura.

Yosias menyerukan agar pemuda Papua menjadi garda terdepan dalam menjaga kampung halaman dari penyebaran ideologi separatis yang justru menghambat kemajuan daerah.

Pemerintah Indonesia sendiri terus membuka ruang damai, memberi kesempatan bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pelukan NKRI, lengkap dengan jaminan keselamatan dan program deradikalisasi agar mereka dapat kembali hidup produktif di tengah masyarakat.

Dukungan moral dan sosial dari masyarakat Papua terhadap aparat keamanan menjadi modal penting dalam menghadapi ancaman separatis. Suara-suara ini membuktikan bahwa Papua bukan milik kelompok bersenjata, tetapi milik rakyat yang menginginkan kedamaian dan kemajuan.

(**"/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |