JEPARA - Di balik pembangunan fisik yang kasat mata, ada kekuatan lain yang mengalir di Desa Kecapi, Jepara: kekuatan doa. Dalam suasana hening selepas Subuh, lantunan doa dan zikir bergema dari Masjid Baiturrahman, Dukuh Grobogan. Tapi kali ini berbeda. Deretan prajurit berseragam loreng duduk bersila bersama warga, menyatu dalam kegiatan sakral: Istighosah Subuh. Rabu 14 Mei 2025.
Tradisi ini bukan hal baru. Menurut tokoh agama setempat, KH Safi’i, istighosah Subuh telah berlangsung secara rutin sejak 1970-an sebuah warisan spiritual yang terus dirawat oleh masyarakat Dukuh Grobogan. Namun kehadiran Satgas TMMD Reguler ke-124 Kodim 0719/Jepara membawa semangat baru dalam tradisi lama ini.
“Kami biasa istighosah setiap Rabu Subuh, tapi kali ini terasa berbeda. Hati kami hangat melihat TNI ikut larut dalam doa bersama, ” ujar KH. Safi’i, dengan mata berbinar.
TNI bukan hanya membangun jalan, rumah, dan jembatan. Mereka ikut membangun harapan. Komandan Kodim 0719/Jepara, Letkol Arm Khoirul Cahyadi, S.E., menegaskan bahwa TMMD tidak sekadar proyek fisik, melainkan juga upaya membangun kekuatan spiritual dan kebersamaan dengan masyarakat.
“Kami tidak hanya membawa semen dan alat berat, tapi juga membawa niat tulus untuk menyatu dengan masyarakat. Doa adalah pondasi tak terlihat yang memperkuat bangunan fisik dan sosial, ” ungkapnya.
Lebih dari Pembangunan: Ini tentang Kemanunggalan dan Warisan Jiwa
Kehadiran personel TNI dalam istighosah rutin ini disambut antusias oleh warga, yang merasa lebih dekat secara emosional dengan para prajurit. Bukan lagi sekat antara aparat dan rakyat, yang ada adalah persaudaraan dalam lantunan doa.
“Mereka tidak hanya hadir, tapi ikut mendoakan desa kami. Kami merasa dihormati dan diperhatikan, ” tutur Bu Salamah, salah satu warga yang rutin hadir.
Bagi warga Desa Kecapi, kegiatan ini menjadi simbol nyata bahwa negara hadir bukan hanya dalam bentuk program, tapi dalam bentuk empati. Satgas TMMD tidak hanya menguatkan infrastruktur, tapi juga memperkuat ketahanan spiritual dan moral desa.
Kesimpulan: Doa, Desa, dan Darma Bhakti
Istighosah Subuh bersama ini menjadi bukti bahwa TMMD bukan sekadar sigap di medan kerja, tapi juga khusyuk di ruang ibadah. Di tengah dunia yang semakin cepat dan keras, desa kecil di Jepara ini memberi pelajaran besar: bahwa membangun bangsa juga bisa dimulai dari sujud dan doa.
Dengan menggandeng kearifan lokal, TMMD Reguler ke-124 tak hanya meninggalkan jejak beton, tapi juga jejak hati. Dan di setiap doa yang dilantunkan Subuh itu, ada harapan bahwa kedamaian dan kemajuan akan tumbuh dari desa pelan tapi pasti. (Pendim 0719)