SUMEDANG - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti peran krusial Bendungan Jatigede sebagai salah satu infrastruktur paling vital bagi bangsa Indonesia. Bendungan megah ini ternyata tak hanya berfungsi sebagai penampung air, melainkan juga tulang punggung ketahanan air, sumber energi terbarukan, hingga potensi besar pengembangan pariwisata di Jawa Barat.
Saat meninjau langsung Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Jumat (19/9), AHY mengungkapkan kekagumannya. Ia menekankan bahwa bendungan ini merupakan salah satu yang paling strategis dan berstatus objek vital nasional. Ukurannya yang luar biasa menjadikannya bendungan terbesar kedua di Indonesia, hanya kalah dari Bendungan Jatiluhur.
“Ini adalah salah satu bendungan yang sangat strategis sekaligus objek vital nasional. Dari sisi ukuran, Bendungan Jatigede merupakan terbesar kedua setelah Bendungan Jatiluhur, ” ungkap AHY dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).
Bendungan yang membentang luas di atas lahan sekitar 4.800 hektare ini menyimpan segudang manfaat. Keberadaannya menjadi sumber air baku yang melimpah dan memastikan lahan pertanian di wilayah Sumedang, Indramayu, Cirebon, serta Majalengka mendapatkan pasokan irigasi yang memadai. Hal ini krusial dalam upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional.
“Kita juga ingin mengejar swasembada pangan. Oleh karena itu, sawah-sawah di daerah sekitar mendapatkan pengairan dari Bendungan Jatigede, ” jelas AHY.
Lebih dari sekadar penyedia air, Bendungan Jatigede juga memegang peranan penting dalam mitigasi bencana banjir. AHY meyakini, keberadaan bendungan ini mampu secara signifikan mengendalikan banjir yang sebelumnya kerap melanda wilayah dari hulu hingga hilir, termasuk di Garut hingga Indramayu.
Tak berhenti pada fungsi hidrologis, bendungan ini turut berkontribusi pada ketahanan energi nasional. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede yang dilengkapi dua turbin dengan total kapasitas 110 MW telah beroperasi penuh. AHY bahkan mendorong inovasi lebih lanjut melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) di atas permukaan bendungan.
“Floating solar panel ini menjadi pilihan yang efisien jangka panjang. Jika terwujud, suplai listrik bisa meningkat hingga dua kali lipat dari kondisi hari ini, ” katanya.
Potensi Bendungan Jatigede tidak berhenti di situ. Keindahan alamnya menawarkan daya tarik luar biasa sebagai destinasi wisata unggulan. AHY melihat peluang besar untuk memperkuat daya tarik ini dengan peningkatan aksesibilitas, penyediaan akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya.
“Alamnya sudah atraktif, tinggal diperkuat akses menuju lokasi dan ketersediaan amenities. Bisa ada hotel, glamping, hingga area camping keluarga, ” tuturnya.
AHY juga menyoroti potensi pengembangan olahraga dan ekonomi kreatif yang bisa tumbuh subur di kawasan bendungan. Ia mencontohkan rencana penyelenggaraan event lari 10K dan kejuaraan dunia paragliding yang diharapkan mampu menciptakan efek berganda bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat Sumedang.
“Besok akan ada event lari 10K, termasuk world championship untuk paragliding. Ini akan menghadirkan multiplier effect bagi ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat Sumedang, ” pungkasnya.
Dalam kunjungan strategis ini, Menko AHY didampingi oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan; Bupati Sumedang, Doni Ahmad Munir; Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang, Nazib Faizal; serta Staf Khusus Bidang Hukum dan Regulasi, Sigit Raditya. (PERS)