Alphabet Masuk Klub '3 Triliun Dolar', CEO Google Beri Ucapan Selamat

2 hours ago 1

TEKNO - Sebuah pencapaian monumental baru saja diraih oleh Alphabet, perusahaan induk dari raksasa teknologi Google. Pada perdagangan Senin (15/9/2025) waktu Amerika Serikat, valuasi pasar Alphabet secara resmi menembus angka fantastis 3, 05 triliun dollar AS, atau setara dengan hampir Rp 50.000 triliun. Angka ini menempatkan Alphabet dalam lingkaran eksklusif perusahaan-perusahaan bernilai triliunan dolar, sebuah klub yang sebelumnya hanya dihuni oleh segelintir raksasa teknologi dunia.

Lonjakan nilai ini tidak lepas dari kenaikan saham Google yang melesat lebih dari 4 persen dalam satu hari perdagangan. Dengan pencapaian ini, Alphabet kini berdiri sejajar dengan Apple, Microsoft, dan Nvidia, sebagai perusahaan Amerika Serikat keempat yang berhasil menyentuh valuasi sebesar ini. Sungguh sebuah momen bersejarah yang membanggakan bagi seluruh tim di Alphabet dan para investornya.

Pantauan terkini pada Selasa (16/9/2025) siang menunjukkan saham Alphabet dengan ticker GOOGL diperdagangkan di kisaran 251, 76 dollar AS per lembar. Sementara itu, kapitalisasi pasar intraday-nya tercatat di angka 3, 041 triliun dollar AS, sebuah bukti nyata kekuatan finansial perusahaan ini.

Alphabet merupakan bagian dari kelompok populer di bursa Wall Street yang dikenal sebagai "Magnificent 7". Kelompok ini beranggotakan tujuh saham teknologi raksasa yang menjadi motor penggerak utama pasar saham AS selama beberapa tahun terakhir. Selain Alphabet (GOOGL), kelompok ini juga dihuni oleh Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), Amazon (AMZN), Meta Platforms/Facebook (META), Nvidia (NVDA), dan Tesla (TSLA). Keberadaan Alphabet di antara para raksasa ini menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam lanskap teknologi global.

Salah satu faktor utama yang mendorong saham Alphabet melonjak adalah optimisme pasar yang tinggi terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI). Di sisi lain, kabar baik dari ranah hukum juga memberikan angin segar bagi perusahaan. Pada awal September, seorang hakim federal di Amerika Serikat memutuskan bahwa Alphabet tidak perlu memisahkan browser Chrome, salah satu produk andalannya, sebagai bagian dari penyelesaian kasus monopoli mesin pencari di AS.

Keputusan hukum ini disambut hangat oleh para investor, karena menghilangkan potensi pemecahan struktural perusahaan yang dikhawatirkan sebelumnya. Bahkan, Presiden AS Donald Trump turut memberikan selamat, menyebutnya sebagai “hari yang sangat baik” bagi Google. Keberhasilan mempertahankan Chrome dan Android secara bersamaan menunjukkan bahwa Google masih memegang kendali kuat atas dua ekosistem paling krusial: mesin pencari dan sistem operasi mobile.

Meskipun pendapatan Google masih sangat bergantung pada iklan pencarian, Alphabet terus membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar "perusahaan mesin pencari". Transformasi dan diversifikasi yang dilakukan perusahaan ini semakin mengukuhkan posisinya di puncak industri teknologi global. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |