JAKARTA - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah resmi menunjuk Anggito Abimanyu sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Keputusan ini diambil setelah Anggito berhasil melewati serangkaian uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang digelar pada Senin malam, 22 September 2025.
Dalam persaingan yang ketat, Anggito berhasil mengungguli dua kandidat kuat lainnya, yaitu Muhammad Iman Nuril Hidayat Budi Pinuji, yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, serta Dwityapoetra Soeyasa Besar, Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan dan Statistik LPS.
Saat memaparkan visi dan misinya di hadapan anggota Komisi XI, Anggito dengan gamblang menguraikan tantangan yang dihadapi industri keuangan saat ini. Ia juga menekankan peran krusial LPS dalam menjaga stabilitas sektor keuangan dan perekonomian nasional.
"Tantangan masih cukup besar dari sisi kemampuan perbankan memperoleh laba, intermediasi perbankan, maupun usaha-usaha lain, " kata Anggito.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Anggito telah menyiapkan enam program utama yang meliputi peningkatan kompetensi manajemen aset, pengembangan sumber daya manusia, perluasan jangkauan melalui media sosial, efisiensi beban sumber daya manusia per dana kelolaan, penguatan kegiatan sosial kemasyarakatan, serta akselerasi digitalisasi dalam proses bisnis.
Latar belakang Anggito tidak diragukan lagi. Saat ini, beliau menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan. Sebelumnya, beliau juga pernah berkontribusi sebagai Chief Economist di CNBC Indonesia, sebuah pengalaman yang tentunya membekalinya dengan pemahaman mendalam tentang dinamika ekonomi.
Di dunia akademis, Anggito dikenal sebagai dosen di Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. Bidang keahliannya mencakup energi, ekonomi, keuangan publik, dan ekonomi Islam, menunjukkan keluasan pengetahuannya.
Pria kelahiran 19 Februari 1963 ini menyelesaikan pendidikan sarjana di Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UGM pada tahun 1985. Perjalanannya di dunia pendidikan berlanjut ke jenjang master dan doktoral di University of Pennsylvania, Philadelphia, USA, yang ia selesaikan pada tahun 1994 dan kemudian mendapatkan gelar S-3 di kampus yang sama.
Meskipun lebih dikenal di kalangan akademisi, Anggito memiliki rekam jejak panjang dalam pelayanan publik. Pada era kepemimpinan Presiden Gus Dur, beliau pernah dipercaya menjadi anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Pengalaman di pemerintahan semakin terasah ketika beliau menjabat sebagai Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan hingga tahun 2010. Bahkan, pada tahun yang sama, Anggito sempat ditunjuk menjadi Wakil Menteri Keuangan sebelum akhirnya urung terjadi.
Perjalanan kariernya terus berlanjut dengan memegang amanah sebagai Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dari tahun 2012 hingga 2014. Di tahun 2017, Anggito dipercaya memimpin Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Setelah itu, pada tahun 2022, beliau kembali ke almamater tercinta, UGM, dan dipercaya menjabat sebagai Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM.
Di luar kiprahnya yang gemilang di bidang ekonomi dan keuangan, Anggito ternyata juga memiliki sisi lain yang menarik. Ia dikenal mahir memainkan alat musik saksofon. Tak hanya itu, bakat kepemimpinannya juga teruji ketika ia menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2010-2014. (PERS)