BUKITTINGGI – Dalam upaya memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penopang ekonomi daerah, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Asril, SE kembali menggagas dan mendukung kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Kewirausahaan Lanjutan V. Kegiatan ini digelar di UPTD BPPP Disbuntanhort Provinsi Sumbar pada 27–28 Juli 2025 di Kota Bukittinggi.
Turut hadir dalam acara tersebut Pengelola PLUT KUMKM Sumbar Niko Primadona, SE, Kadis Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kota Bukittinggi H. Mihandrik, serta para pelaku usaha dan panitia dari wilayah Agam–Bukittinggi, khususnya sektor souvenir, kopi, madu, sablon, rumah makan, dan catering.
Souvenir Lokal Siap Naik Kelas
Dalam sambutannya, Niko Primadona, SE dari PLUT KUMKM Sumbar menyampaikan bahwa kegiatan ini difokuskan pada pemberdayaan pelaku usaha souvenir, yang dinilai memiliki potensi besar sebagai bagian dari ekonomi pariwisata lokal.
“Souvenir Agam-Bukittinggi ini banyak diproduksi sendiri dan dijual langsung ke tempat wisata oleh pelaku usaha. Tapi umumnya masih dikelola secara mandiri oleh 1–2 orang. Kita ingin bantu mereka naik kelas, ” jelas Niko.
Ia menambahkan, beberapa kendala yang dihadapi pelaku UMKM antara lain adalah kesulitan bahan baku, pengelolaan keuangan usaha yang belum tertib, serta kurangnya akses promosi digital.
“Kita dorong mereka untuk mulai menjual lewat platform online seperti TikTok, Shopee, dan lainnya. Semua bisa dilakukan asal ada kemauan, ” tegasnya.
Pokir DPRD Jadi Penggerak Nyata
Kegiatan ini digagas dan didukung penuh oleh Asril SE melalui dana pokok pikiran (pokir) yang diperjuangkan di DPRD Provinsi Sumatera Barat. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan politik sebagai wakil rakyat.
“Kita hadir karena ingin pelaku UMKM naik kelas. Selama ini pelaku souvenir belum punya wadah yang jelas. Maka hari ini kita bentuk komunitas dan pola pembinaan yang terstruktur, ” kata Asril.
Ia mengungkapkan bahwa ke depan, souvenir Bukittinggi akan diarahkan menjadi sentral ekonomi kreatif dan bagian dari kawasan “Segitiga Emas” sektor pariwisata di Sumbar.
“Kita ingin Bukittinggi punya PLUT sendiri. Kalau ingin maju, buatlah perencanaan usaha yang jelas. Kita bantu dari legalitas seperti NIB dan PIRT, sampai ke pembiayaan dan kemasan, ” tambahnya.
Dukungan Modal dan Studi Tiru
Terkait akses permodalan, Asril menjelaskan bahwa pelaku UMKM bisa mengajukan bantuan baik berupa barang, jasa, maupun dana, selama telah memiliki legalitas usaha dan pemetaan usaha yang jelas.
“Kita hanya bisa bantu usaha yang betul-betul riil dan layak. Pemerintah punya mekanisme verifikasi ketat lewat CPCL dan survei lapangan, ” jelasnya.
Ia juga mendorong adanya studi tiru ke daerah lain, terutama untuk usaha kopi yang telah sukses secara regional maupun nasional.
“Kita bisa studi tiru ke daerah yang berhasil. Belajar dari yang sudah sukses adalah bagian penting dari penguatan UMKM kita, ” ucap Asril.
Aspirasi yang Didengar, UMKM yang Didorong
Asril menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tugas anggota DPRD untuk menjemput aspirasi masyarakat di daerah pemilihan.
“Kami hadir tidak hanya untuk mendengar, tapi memastikan solusi nyata bisa diberikan. Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah memberi kepercayaan kepada kami sebagai wakil rakyat, ” tutupnya.
Kegiatan ini rencananya akan dilanjutkan dengan materi teknis pada hari kedua, termasuk sesi praktik, penguatan branding, akses legalitas, dan strategi promosi online bagi pelaku UMKM di Bukittinggi dan Agam.
-
Penulis: Linda Sari
Editor: Lindafang
Media Partner: Indonesiasatu.co.id