Sukabumi, - Dalam semangat Sukabumi Mubarokah, setiap langkah pembangunan bukan hanya soal fisik dan angka, tapi tentang keberkahan yang tumbuh dari kebersamaan, tradisi, dan doa masyarakat. Sukabumi bukan sekadar kabupaten yang luas, tapi tanah yang diberkahi—tempat di mana budaya hidup, ekonomi rakyat bergerak, dan pemimpin menyatu dengan warga.
Sabtu, 13 September 2025, Muara Citepus menjadi saksi semangat itu. Langit yang biasanya tenang berubah menjadi panggung warna-warni oleh layangan tradisional yang mengudara. Festival Layangan Tradisional bukan hanya ajang hiburan, tapi juga simbol kebangkitan komunitas, kreativitas anak muda, dan potensi pariwisata lokal.
Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, hadir langsung menyaksikan semarak festival. Di tengah riuh warga dan semangat komunitas Blades yang bangkit kembali, ia menyampaikan pandangan strategis yang penuh harapan:
“Dengan Blades reborn bahwa Palabuharatu itu harus berkembang, harus maju, yang seperti saya tadi katakan sebagai ibukota Kabupaten Sukabumi. Apalagi ini juga kota parawisata, maka wisatanya, parawisatwannya harus kita bikin enak. Harus kita tempatkan dengan baik sehingga banyak pengunjung dari berbagai daerah baik nasional ataupun internasional. Potensinya sangat luar biasa bahkan ada selancar internasional, ” ungkapnya di hadapan para peserta dan tamu undangan.
Pernyataan Andreas menegaskan bahwa Palabuhanratu bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga gerbang pariwisata yang harus dirancang dengan rasa. Festival layangan menjadi contoh nyata bagaimana tradisi bisa menjadi daya tarik wisata, sekaligus ruang ekspresi masyarakat.
“Maka ke depan saya ingin hayu kita bareng-bareng kemajuan Sukabumi dengan berbagai elemen warga masyarakat sehingga mendorong berbagai sektor untuk kemajuan. Dan saya harapkan juga ke depan even-even seperti ini, inshaAllah tahun depan akan menjadi di mana Blades Sukabumi ini masuk dalam even rutinan tiap tahun, ” jelasnya.
Dari Muara Citepus, semangat Sukabumi Mubarokah diterbangkan tinggi. Layangan menjadi simbol arah baru, Blades menjadi motor kebangkitan, dan Wabup Andreas menjadi suara yang mengajak semua elemen bersatu. Sukabumi tak hanya bergerak, tapi tumbuh dalam keberkahan—dari langit yang penuh warna, hingga tanah yang penuh harapan.