JAKARTA - Aura Prisca Medina, seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berusia 19 tahun, telah mengukir prestasi gemilang di tingkat nasional. Ia berhasil meraih Juara 1 kategori Tokoh Penggerak Lingkungan Kampung dalam Festival Astra 4 Pilar Indonesia 2025, sebuah pencapaian luar biasa di tengah persaingan ketat 1.449 proposal dari seluruh penjuru negeri.
Prisca tak hanya unjuk gigi dalam seleksi, tetapi juga menghadirkan solusi inovatif yang berdampak langsung bagi masyarakat. Ia berhasil mengubah masalah hama keong mas menjadi berkah dengan mengolahnya menjadi pupuk organik. Kolaborasi eratnya dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Srumbung, Magelang, membuahkan hasil nyata. Melalui proses fermentasi menggunakan buah busuk dan nitrobakter, pupuk ciptaannya terbukti ampuh meningkatkan produktivitas padi dari rata-rata 2.800 kg menjadi 3.100 kg di lahan uji coba seluas 500 m2.
“Respon masyarakat begitu positif. Dengan inovasi ini masalah hama bisa diubah menjadi solusi yang menguntungkan, ” ujar Prisca saat pengumuman kemenangannya yang diselenggarakan pada Jumat-Minggu, (8-10 Agustus 2025) di Menara Astra, Jakarta.
Menjadi fasilitator muda bagi Prisca adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan, terutama dalam menjembatani komunikasi dengan berbagai lapisan usia. Sejak awal tahun 2025, Prisca telah aktif terlibat dalam program Desa Sejahtera Astra (DSA) “Kelir Berdikari Agrikultura”. Perannya mencakup edukasi, diskusi mendalam dengan para petani, serta pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal yang berbasis komoditas unggulan seperti durian, nanas, dan salak.
“Awalnya sulit beradaptasi. Namun Alhamdulillah mereka sangat terbuka sehingga kolaborasi bisa berjalan baik dan keberhasilan ini bukan milik saya pribadi, tapi juga milik masyarakat desa, kelompok tani, dan tim pendukung, ” jelasnya dengan penuh kerendahan hati.
Kini, Prisca telah menatap cakrawala baru dengan persiapan proyek pemberdayaan di Malang. Cita-citanya adalah melanjutkan kiprahnya di Astra untuk terus mendampingi desa-desa binaan. Ia juga berpesan, “Prestasi itu penting, namun yang lebih penting adalah kebermanfaatan yang dapat diberikan untuk orang lain.”
Bagi Prisca, kesempatan menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat marginal dan menyajikan inovasi yang segar serta langsung dirasakan manfaatnya adalah sebuah kehormatan besar, terutama sebagai perempuan dan anak muda. (Muhammadiyah)