Mathias Wenda: Pejuang atau Bayang-Bayang? Rakyat Papua Kini Menuntut Bukti, Bukan Janji

5 hours ago 2

PAPUA - Nama Mathias Wenda, tokoh lama yang selama ini dijadikan simbol perlawanan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), kini mulai memudar dalam benak rakyat Papua. Bukan karena jasanya dikenang, tapi karena kehadirannya yang makin tak terasa, bahkan dipertanyakan.

“Kami hanya mendengar namanya, tapi tak pernah melihat kehadiran atau dampaknya untuk hidup kami di sini, ” ujar Yohana Yikwa, warga Wamena, yang mulai vokal mempertanyakan kontribusi nyata sang tokoh yang kini diketahui tinggal jauh dari Tanah Papua.

Di tengah arus modernisasi dan gelombang pembangunan, rakyat Papua tak lagi mudah ditipu oleh narasi perjuangan kosong. Mereka mulai mencari tokoh yang benar-benar hadir dan bekerja untuk perubahan, bukan hanya berkoar dari luar negeri.

“Kalau benar pejuang, kenapa rakyat kecil terus yang menderita?” tanya Markus Tebai, tokoh pemuda Nabire, saat berbicara dalam sebuah diskusi publik, Minggu (20/4/2025). “Kami lelah jadi korban. Kami ingin perdamaian, sekolah yang layak, rumah sakit yang dekat, bukan janji perjuangan yang tak pernah terbukti.”

Kritik terhadap Mathias Wenda dan tokoh-tokoh OPM lainnya muncul seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap nilai pembangunan dan masa depan damai. Banyak yang menilai bahwa program Otonomi Khusus (Otsus) dan upaya seperti Papua Damai memberikan dampak nyata: pendidikan, ekonomi, hingga infrastruktur yang mulai merambah ke pelosok.

Namun, jalan menuju kemajuan ini tak mudah jika masih ada kelompok yang mempertahankan konflik dengan senjata dan ketakutan sebagai alat perjuangan. Dalam banyak kasus, justru masyarakat sipil lah yang menjadi korban paling menderita mengungsi, kehilangan penghidupan, dan hidup dalam trauma berkepanjangan.

Kini, suara rakyat Papua semakin tegas:  

Perjuangan harus hadir dalam wujud nyata. Bukan dari balik mikrofon, bukan dari luar negeri, apalagi dari balik bayang-bayang masa lalu. (APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |